Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia mencatatkan fungsi intermediasi industri perbankan melambat meski masih menunjukkan ketahanan guna mendukung stabilitas sistem keuangan nasional.
Tirta Segara,Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia mengatakan ketahanan industri perbankan tetap kuat dengan risiko kredit, likuiditas dan pasar yang cukup terjaga, serta dukungan modal yang kuat.
"Pada Agustus 2014, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) masih tinggi sebesar 19,23%, jauh di atas ketentuan minimum 8%, sedangkan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) tetap rendah dan stabil di kisaran 2,00%," ujarnya dalam siaran pers sore ini, Selasa (7/10/2014).
Bank sentral mencatatkan pertumbuhan kredit kepada sektor swasta melambat menjadi 13,4% (yoy) dari bulan sebelumnya sebesar 15,0% (yoy), sejalan dengan proses penyesuaian dalam perekonomian.
Di sisi lain, kondisi likuiditas perbankan membaik seiring dengan operasi keuangan pemerintah yang mulai ekspansif. Hal itu tercermin pada pertumbuhan M2 dan Dana Pihak Ketiga (DPK), yang masing-masing mencapai 11,0 % (yoy) dan 11,6% (yoy) pada Agustus 2014.
"Beberapa bank mulai menurunkan suku bunga simpanan," kata Tirta.
Sementara itu, kinerja pasar modal pada September 2014 masih relatif baik di tengah tekanan pasar keuangan global. Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati risiko yang dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan, termasuk peningkatan utang luar negeri korporasi.