Bisnis.com, JAKARTA-- Bank Mandiri terus mengembangkan bisnis dengan mendukung ekspansi usaha perusahaan Indonesia ke Hong Kong maupun perusahaan Hong Kong yang berbisnis di Indonesia.
Melalui kantor Bank Mandiri Hong Kong, perseroan telah menyalurkan kredit sebesar US$161,6 juta hingga September 2014, naik 22% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar US$131,7 juta. Kualitas kredit pun tetap terjaga dengan rasio NPL sebesar 0%.
"Pencapaian tersebut merupakan salah satu wujud komitmen perusahaan untuk tumbuh bersama Indonesia, termasuk dalam mengembangkan bisnis di luar negeri," kata General Manager Bank Mandiri Hong Kong Dikdik Yustandi, dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Senin (27/10).
Bank Mandiri Hong Kong juga memberikan layanan trade financing, baik ekspor maupun impor. Hingga September 2014, transaksi trade finance Bank Mandiri Hong Kong mencapai USD406,5 juta. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan September 2013 yang tercatat sebesar USD385 juta. Penguatan bisnis trade finance di Hong Kong terus dilakukan Bank Mandiri dengan tujuan untuk mendukung peningkatan perdagangan internasional Indonesia.
Selain itu, Lanjut Dikdik, Bank Mandiri Hong Kong juga memperkuat bisnis remittance (pengiriman uang), dimana sampai dengan September 2014, total transaksi remittance mencapai US$27,7miliar. Transaksi remittance yang dilakukan melalui Bank Mandiri meliputi incoming/outgoing remittance dalam mata uang US$, Euro, Yen Jepang, dollar Hong Kong, serta remitansi dalam mata uang rupiah ke Indonesia yang kebanyakan dilakukan oleh pekerja migran di Hong Kong.
Frekuensi transaksi remittance yang dilakukan oleh pekerja migran Indonesia melalui Bank Mandiri Hong Kong hingga September 2014 mencapai 42.596 transaksi, senilai lebih dari Rp143 miliar. Dari 150.000 pekerja migran Indonesia di Hongkong, sekitar 33.266 pekerja atau 22%-nya merupakan pemegang rekening Tabungan Mandiri di Indonesia
Menurut Dikdik, Bank Mandiri Hong Kong tidak hanya menjadi tempat pengiriman uang bagi para pekerja migran Indonesia (BMI), tetapi juga mendorong BMI untuk dapat menabung sebagai bekal modal usaha apabila akan berwirausaha di kampung halaman. Pasalnya, sekitar 90% transaksi pengiriman uang ditujukan ke rekening tabungan Bank Mandiri yang ada di Indonesia.
Sebagai bentuk kepedulian dan penghargaan Bank Mandiri kepada pekerja migran, Bank Mandiri secara rutin mengadakan pelatihan kewirausahaan "Mandiri Sahabatku". Program ini menuntun pekerja migran untuk membangun pola pikir, sikap, kecakapan, pengetahuan dan kreatifitas yang memadai untuk mulai menjalankan usaha sekembalinya ke Tanah Air.
Sejak pertama kali dilaksanakan pada Tahun 2012 hingga kini, program Mandiri Sahabatku telah diikuti lebih dari 3000 pekerja migran Indonesia di Hong Kong. Tidak sedikit dari alumni program ini yang akhirnya memutuskan pulang kampung lalu menerapkan ilmu yang diperolehnya, membuka lapangan kerja, dan sukses menjadi pengusaha di daerahnya.
Menurut Dikdik, Bank Mandiri terus mengupayakan berbagai strategi dan implementasi untuk meningkatkan pelayanan seperti misalnya tempat kantor remittance office yang nyaman sehingga para pekerja migran Indonesia seperti bertransaksi di Indonesia, membuka kantor lebih awal di hari minggu jam 8 pagi sebelum mereka melakukan aktivitas lainnya, serta membuat program-program yang bermanfaat bagi BMI.