Bisnis.com, BANDUNG—Dana syariah yang masuk dari luar negeri sedang diarahkan untuk bisa menjadi sumber pembiayaan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan sudah mulai melakukan dialog secara intensif dengan Islamic Development Bank guna menjembatani masuknya aliran dana syariah asing untuk pembiayaan infrastruktur di Tanah Air.
Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Yuslam Fauzi yang turut terlibat di dalamnya mengatakan dialog itu membahas langkah meng-grab dana syariah yang beredar di luar agar masuk ke dalam negeri dengan baik karena Indonesia sedang butuh dana infrastruktur.
“Dana-dana islamic atau syariah yang beredar di luar cukup banyak, besar, dan bisa berjangka panjang, sehingga cocok untuk infrastruktur. Sekarang sudah mulai di-link-kan dengan kebutuhan Indonesia,” sebutnya.
Menurut dia, selama ini dana syariah dari Islamic Development Bank (IDB) yang beranggotakan negara-negara Islam, lebih banyak mengalir ke Eropa serta ke negeri jiran Malaysia dalam bentuk sukuk.
“Tapi kalau kita lihat potensi pengembangan infrastruktur, Indonesia itu besar sekali potensinya. Jadi sangat layak kalau dana-dana tersebut mengalir ke kita,” ujarnya.
Dana syariah asing, sambungnya, selama ini mengalir ke sukuk negara dan masuk melalui saham-saham syariah, atau menjadi modal bagi beberapa bank syariah yang sebagian kepemilikannya dipegang asing.
“Tapi kan [aliran dana] itu tidak banyak,” ujarnya.