Bisnis.com, JAKARTA— PT Taspen (Persero) mulai menggelontorkan investasi langsung hingga Rp2,33 triliun untuk mengintensifikasi pendapatan anak usahanya, termasuk mewujudkan rencana pembentukan holding company pada tahun mendatang.
Padahal, pada tahun ini, porsi investasi langsung hanya 1,6%, dan Taspen akan menggenjot investasi langsung mencapai 4,87% dari total dana investasi pada 2015. Selain itu, upaya tersebut adalah strategi Taspen mengantisipasi prediksi penurunan pendapatan atau stagnansi premi akibat rencana moratorium perekrutan pegawai negeri sipil (PNS).
“Premi yang di bayarkan PNS adalah gaji pokoknya, sedangkan sistem penggajian saat ini menganut prinsip remunerasi. Praktis, preminya tidak akan ada peningkatan berarti,” kata Iqbal Latanro, Direktur Utama Taspen kepada Bisnis.com, Jumat (19/12).
Adapun, perseroan itu bakal mengucurkan sekitar Rp175 miliar untuk usaha patungan perbankan antara Taspen, PT Bank Mandiri, dan PT Pos Indonesia, PT Arthaloka sebesar Rp457 miliar, proyek infrastruktur/properti Rp600 miliar, reasuransi Rp1 triliun, dan pembangunan resort Rp100 miliar.
Seperti diketahui, Taspen memiliki sejumlah anak perusahaan a.l PT Taspen Life, PT Arthaloka, dan memiliki kepemilikan saham sebesar 20,2% di Bank Sinar Harapan Bali, usaha patungan perbankan yang dikelola tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tidak ketinggalan, Taspen juga berniat untuk meningkatkan kepemilikan saham di PT Bank Kesejahteraan Ekonomi.
Penambahan modal yang merupakan bagian dari rencana cetak biru itu juga merupakan upaya untuk membentuk sebuah bisnis finansial terintegrasi mulai dari perusahaan asuransi, perbankan, sampai aset manajemen. Hingga saat ini, Iqbal mengaku rencana tersebut akan terlaksana dalam waktu dekat.
“Kami sudah punya Taspen Life dan baru saja menambahkan modal senilai R300 miliar. Tahun depan, kami akan mempersiapkan pembentukan holding company itu melalui perumusan payung hukumnya,” tambahnya.
Dirinya menyebutkan pihaknya tengah mencari perusahaan aset manajemen untuk diakuisisi oleh Taspen. Kendati demikian, Iqbal tidak masih enggan membeberkan rencana bisnisnya tersebut secara detil.