Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BANK SULUT Target Laba Rp300 Miliar, Tumbuh 33%

PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara (Bank Sulut) menargetkan laba bersih sekitar Rp300 miliar pada 2015.
Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 12,56% atau turun dari posisi November 2013 sebesar 13,46%. /banksulut.co.id
Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 12,56% atau turun dari posisi November 2013 sebesar 13,46%. /banksulut.co.id

Bisnis.com, MANADO - PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara (Bank Sulut) menargetkan laba bersih sekitar Rp300 miliar pada 2015.

"Kami optimistis target laba ini akan tercapai dengan kerja keras para tim serta didukung inovasi-inovasi yang terus dilakukan Bank Sulut selaku 'Torang pe bank'," kata Direktur Pemasaran PT Bank Sulut Novy Kaligis di Manado, Selasa (30/12/2014).

Novy mengatakan berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, target laba Bank Sulut selalu tercapai, sehingga pihaknya optimistis target ini akan tercapai. Target laba Rp300 miliar pada tahun depan, atau tumbuh 33% dibandingkan dengan proyeksi laba bersih hingga akhir tahun ini sebesar Rp225 miliar.

Sementara itu, Direktur Kepatuhan Bank Sulut, Jeffry Salilo, mengatakan pihaknya optimistis target laba bersih tahun ini tercapai karena hingga November 2014 laba yang telah terealisasi sebesar Rp200,89 miliar. "Hingga akhir tahun 2014, laba bersih kami targetkan bisa menembus Rp220 miliar hingga Rp230 miliar," kata Jeffry.

Target laba itu sesuai dengan rencana bisnis bank (RBB) karena pembiayaan masih bisa bertumbuh karena likuiditas perseroan yang dianggap masih longgar.

Berdasarkan laporan kinerja keuangan hingga November 2014, Bank Sulut itu memiliki rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 12,56% atau turun dari posisi November 2013 sebesar 13,46%.

Adapun kredit bermasalah atau non-performing loan/NPL tercatat meningkat dari 0,23% pada November tahun lalu menjadi 1,98% hingga November 2014.

Sementara itu, margin bunga bersih atau net interest margin/NIM turun menjadi 9,76% pada November 2014 dari periode yang sama tahun lalu sebesar 11,15%.

Seiring dengan itu, biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) naik signifikan dari 70,94 persen menjadi 80,08%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper