Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERBANKAN SULUT: Kredit Bermasalah Tambah 72,43%, Ini Penyebabnya

Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Luctor Tapiheru mengatakan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perbankan di Sulut mengalami peningkatan sebesar 72,43% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kendati NPL sektoral mengalami peningkatan, namun secara rasio kredit bermasalah perbankan sulut masih berada di bawah ketentuan Bank Indonesia. /Bisnis.com
Kendati NPL sektoral mengalami peningkatan, namun secara rasio kredit bermasalah perbankan sulut masih berada di bawah ketentuan Bank Indonesia. /Bisnis.com

Bisnis.com, MANADO - Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Luctor Tapiheru mengatakan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perbankan di Sulut mengalami peningkatan sebesar 72,43% dibandingkan tahun sebelumnya.

"Per Oktober 2014 NPL perbankan di Sulut mencapai Rp938 miliar atau tumbuh 72,43% dibandingkan dengan posisi yang sama 2013 hanya Rp543 miliar," kata Luctor di Manado, Rabu (31/12/2014).

Luctor mengatakan peningkatan NPL ini dikarenakan banyak sektor masih belum mengembalikan kredit tepat pada waktunya. "Oleh karena itu, perbankan harus lebih hati-hati lagi dengan peningkatan NPL tersebut," katanya.

Namun, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya mengalami penurunan sebesar 1,34% dari Rp950 miliar pada September 2014 menjadi Rp938 pada Oktober 2014.

Dari beberapa sektor yang dibiayai oleh perbankan Sulut, pertumbuhan NPL paling tinggi yakni di sektor industri pengolahan naik 1.347% dibandingkan posisi sama tahun lalu dari Rp2,6 miliar menjadi Rp101,5 miliar pada Oktober 2014.

Kemudian sektor konstruksi naik 154% dari Rp24 miliar menjadi Rp62 miliar. Sektor pertanian naik 72,43% dari Rp543 miliar menjadi Rp938 miliar. Sektor pertambangan dari Rp17,5 miliar naik 47,43% menjadi Rp25,8 miliar, serta sektor pengangkutan pergudangan dan komunikasi naik 67% dari Rp9,4 miliar menjadi Rp15,7 miliar pada Oktober 2014.

Sementara sektor yang mengalami penurunan NPL yakni pertambangan turun sebesar 1,58% dari Rp1,25 miliar pada Oktober 2013 menjadi Rp1,23 miliar pada Oktober 2014. kemudian sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) juga turun sebesar 1,81% dari Rp246 miliar menjadi Rp241 miliar.

Serta jasa-jasa dunia usaha juga mengalami penurunan NPL, katanya, dari Rp1,05 triliun turun 32,77% menjadi Rp709 miliar di Oktober 2014.

Kendati NPL sektoral mengalami peningkatan, namun secara rasio kredit bermasalah perbankan sulut masih berada di bawah ketentuan BI yakni hanya 3,71%, sedangkan batas BI 5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper