Bisnis.com, JAKARTA—Sejumlah multifinance yang bergerak di segmen pembiayaan elektronik dan peralatan rumah tangga tidak mematok target ambisius pada tahun ini.
Pasalnya, sejumlah faktor mulai dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), suku bunga acuan Bank Indonesia telah menggerus konsumsi masyarakat sepanjang 2014. Dengan alasan serupa, PT Astra Multi Finance (Spektra) hanya mematok pertumbuhan pembiayaan sekitar 15% pada tahun ini.
“Rata-rata setiap tahunnya pembiayaan Spektra tumbuh 15%, begitu pula tahun ini. Kami juga harus mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan konsumen untuk beradaptasi dengan keadaan saat ini,” kata Presiden Direktur Spektra Darwan Tirtayasa seperti dikutip Bisnis.com, Selasa (13/1/2015).
Kendati demikian, Darwan optimistis mampu meraih target tersebut karena realisasi pembiayaan tahun lalu mencatatkan kenaikan hingga 16,5% menjadi Rp2,848 triliun dibandingkan periode yang sama 2013.
Secara keseluruhan, pembiayaan elektronik masih mendominasi anak perusahaan dari FIF Group a.l lemari es, televisi, dan gadget, ketimbang furnitur. Selain itu, konsumen aktif dari Spektra mencapai 400.000 hingga saat ini.
“Sebenarnya, capaian itu masih kurang dari target yang ditetapkan yaitu sekitar Rp3 triliun. Tidak terlalu jauh lah,” ujarnya.
Untuk menggenjot target tahun ini, Spektra mengoptimalkan promosi di lebih dari 50.000 diler, memberikan kemudahan kredit bagi konsumen dengan menerbitkan Kartu Belanja Spektra (KBS), dan gencar melakukan acara tematik, misalnya promo bonus akhir tahun pada Januari 2015.
Sebagai gambaran, KBS memungkinkan nasabah yang terpilih untuk membeli barang melalui kredit dengan plafon beragam, mulai Rp3 juta sampai Rp10 juta.
Adapun PT Mega Finance, perusahaan multifinance di bawah bendera CT Corp, justru mengincar pertumbuhan pembiayaan elektronik hingga 30% pada tahun ini. “Kami kan masih pemain baru dalam pembiayaan elektronik sehingga targetnya masih sangat optimistis,” kata Direktur Bisnis Pembiayaan CT Corp Wiwiek Kurnia.
Pada tahun lalu, Mega Finance membukukan pembiayaan senilai Rp300 miliar yang sebagian besar merupakan gadget dan peralatan rumah tangga.
“Untuk sementara, potensi pembiayaan elektronik masih dominan di Pulau Jawa karena pilihan barang bervariasi dan daya bali masyarakatnya cukup stabil,” ujarnya.
Seperti diketahui, perusahaan pembiayaan yang berada di bawah CT Corp meliputi PT Mega Finance, PT Mega Auto Finance (MAF), dan PT Mega Central Finance (MCF).
PT Mega Finance khusus mengelola pembiayaan multibrand, dan elektronik, disusul dengan MAF yang membiayai kredit kendaraan bermotor merek Yamaha, dan MCF menyasar pembiayaan kendaraan bermotor merek Honda.(Amanda Kusuma Wardhani)