Bisnis.com, JAKARTA—Kendati sejumlah perusahaan asuransi jiwa gencar memasarkan produk proteksi dengan tambahan investasi (unit link), beberapa perusahaan asuransi memilih mempertahankan untuk fokus pada proteksi.
PT Asuransi Cigna misalnya, perusahaan asuransi jiwa asal Amerika Serikat ini memilih berkomitmen untuk tetap fokus menggarap produk dengan full proteksi. “Yang kami lakukan adalah memberi proteksi pada health and wellness, di titik itu Cigna menempatkan diri dalam pasar asuransi jiwa,” ujar CEO Cigna Tim Shield seperti Bisnis.com, Jumat (6//3/2015).
Menurutnya, jika masyarakat ingin memberi proteksi pada aset dan jiwa mereka, mereka harusnya pergi ke perusahaan asuransi. Tetapi kalau masyarakat ingin membeli produk investasi, mereka harusnya pergi ke institusi finansial seperti bank atau pasar modal. Tim menekankan, bahwa Cigna akan menjalankan bisnisnya dengan fokus pada produk proteksi.
Hal itu tidak lantas membuat Cigna absen dari bisnis unit link. Tim menyebutkan, saat ini, Cigna memiliki produk unit link, hanya saja porsinya sangat kecil. “Porsinya sangat kecil, hanya sekitar 5%. Karena kalau kita melihat perjalanan dari asuransi jiwa, proteksi murni adalah produk utamanya,” ungkap Tim.
Tahun ini, Tim menyatakan Cigna membidik pertumbuhan dobel digit dibandingkan tahun lalu. Menurutnya, masa depan industri asuransi di Indonesia cukup cerah. Hal itu karena populasi yang besar, dan kesadaran berasuransi yang terus tumbuh. Itu sebabnya, Tim berani mematok target premi senilai US$300 juta dalam 5 tahun ke depan.
Hal senada diungkapkan oleh Pjs Direktur Utama Tugu Mandiri Fauzi Arfan. Menurutnya, khitah dari asuransi adalah proteksi. “Kami tetap menginginkan porsi proteksi lebih banyak dari porsi investasi,” ujarnya.
Fauzi menyatakan, dari total perolehan premi Tugu Mandiri pada 2014, porsi unit link tidak mencapai 10%. Pihaknya memang berencana sedikit memperbesar porsi unit link, tetapi Fauzi menegaskan fokus perseroan akan tetap pada produk tradisional.