Bisnis.com,JAKARTA – PT BFI Finance Tbk (BFIN) mematok target konservatif untuk lini bisnis baru, yakni pembiayaan properti pada tahun ini.
Direktur Finance BFIN Sudjono menyatakan perseroaan tidak berencana menjadikan lini bisnis tersebut sebagai produk utama sehingga pihaknya berharap porsi pembiayaan tersebut dapat tumbuh hingga 1% saja tahun ini.
Selain bukan menjadi bisnis utama, dia mengatakan pembiayaan properti yang dilakukan belum terlalu familiar di masyarakat, sehingga perseroan masih fokus untuk memperkenalkan produk yang baru memulai pilot project pada tahun lalu tersebut.
“Target tahun ini sekitar Rp100 miliar, market tahun lalu belum sampai 1%. Tapi mudah-mudahan ini bisa tumbuh lebih besar,” katanya, seperti dikutip Bisnis.com, Rabu (8/4/2015).
Selama ini, porsi pembiayaan BFIN mencakup 82% pembiayaan mobil 6% pembiayaan motor, 11% pembiayaan alat berat dan pembiayaan properti berkisar 1%.
Dari total 82% pembiayaan mobil, Sudjono mengatakan komposisi pembiayaan masih fokus di segmen mobil bekas sebesar 50%, sedangkan 32% sisanya mobil baru.
Tahun lalu, perusahaan membukukan laba bersih Rp597,09 miliar atau tumbuh 17,39% dibandingkan laba 2013 sebesar Rp508,62 miliar.
Sementara itu, pendapatan tahun lalu mencapai Rp2,29 triliun atau meningkat 21,16% dibandingkan dengan 2013.
Penyaluran pembiayaan sendiri ditargetkan akan meningkat mencapai Rp11 triliun pada tahun ini setelah pihaknya berencana menambah kantor cabang hingga 20 unit pada tahun ini.
Sampai saat ini, kantor cabang BFIN yang terletak di Jawa, Sumatera dan Indonesia Timur mencapai 261 unit.