Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Lemah, Investor Minati Perbankan dan Infrastruktur

PT Ciptadana Securities menyimpulkan saham yang banyak diminati investor yakni sektor perbankan dan infrastruktur kendati rupiah terdepreasi terhadap dolar AS.
Bank Mega/bankmega.com
Bank Mega/bankmega.com

Bisnis.com,SEMARANG— PT Ciptadana Securities menyimpulkan saham yang banyak diminati investor yakni sektor perbankan dan infrastruktur kendati rupiah terdepreasi terhadap dolar AS.

Pialang saham PT Ciptadana Securities Dedi Kristianto mengatakan investor tertarik bermain saham sektor infrastruktur karena didukung dengan komitmen pemerintah menggenjot sektor ini. Dia mengatakan dampak pelemahan nilai mata uang tahun ini hampir merata terjadi di semua negara.

Oleh karena itu, investor asing tidak begitu mempermasalahkan adanya pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Selain sektor infrastruktur, katanya, investor masih berminat melirik sektor perbankan khususnya perbankan di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Asumsinya, masyarakat membutuhkan lembaga perbankan untuk penambahan modal kerja dan transaksi pembayaran. 

“Yang perlu diwaspadai justru saham komoditas seperti batubara yang harganya fluktuasi. Konsumsi batubara dari negara maju sudah mengurangi,” paparnya kepada Bisnis, Rabu (8/4/2015).

Pihaknya menegaskan saham yang berhubungan dengan sektor minyak oil cenderung stagnan karena harga minyak dunia terus menurun. Emiten yang konsentrasi di bidang perminyakan tahun ini cukup berat untuk bisa mendongkrak indeks harga saham gabungan (IHSG).

Branch Manager PT Ciptadana Lusiana Permatasari mengatakan selama pemerintahan berjalan baik maka IHSG akan membaik dan rupiah menguat diangka Rp12.000-Rp13.000/per dolar AS.

Positif

Dia menerangkan para investor masih memandang positif terhadap kondisi ekonomi di Indonesia. Hal tersebut terlihat dari banyaknya dana asing yang masuk ke pasar saham Indonesia, bahkan beberapa waktu lalu IHSG menguat di level tertinggi yaitu 5.522.

“Dana asing yang masuk cukup banyak yaitu Rp400 miliar-500 miliar, dari awal tahun hingga saat ini belum ada dana asing atau dari investor asing yang keluar dari pasar saham Indonesia,” kata Dedi.

Kendati rupiah melemah, ujar Lusiana, IHSG tetap menguat yang menjadi bukti dari optimistis investor terhadap pasar saham Indonesia. Kondisi ekonomi pada 2011 yang menyebabkan rupiah terperosok berpengaruh terhadap pelemahan IHSG.

“Tahun ini beda. Saya yakin investor asing tidak khawatir dengan kondisi pelemahan rupiah, karena ini terjadi hampir di seluruh dunia,” kata Dedi.

Dia mengakui pasar saham Indonesia masih sangat bergantung dari investor asing. Bahkan, secara keseluruhan investor asing mendominasi kepemilikan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu mencapai 60%, sisanya investor lokal.

“Saat ini investor asing masih menjadi patokan saham karena terbukti menguasai kapitalisme pasar. Harapannya investor lokal akan semakin banyak, sehingga tidak bergantung pada investor asing,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper