Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENDIRIAN ADIK USAHA: MTF Perkirakan Komposisi Penyaluran Berubah

PT Mandiri Tunas Finance memperkirakan komposisi penyaluran mobil baru, mobil bekas dan motor perusahaan itu akan berubah pada tahun ini setelah adanya rencana pendirian adik usaha bernama Mandiri Utama Finance pada semester II.
Iliustrasi kepemilikan saham PT Mandiri Tunas Finance
Iliustrasi kepemilikan saham PT Mandiri Tunas Finance

Bisnis.com, JAKARTA – PT Mandiri Tunas Finance memperkirakan komposisi penyaluran mobil baru, mobil bekas dan motor perusahaan itu akan berubah pada tahun ini setelah adanya rencana pendirian adik usaha bernama Mandiri Utama Finance pada semester II.

Tahun lalu, total pembiayaan Mandiri Tunas Finance (MTF) mencapai Rp14,8 triliun dengan komposisi mobil baru sebanyak 96%, mobil bekas 3% dan sepeda motor 1%.

Pada tahun ini, Bank Mandiri dan PT Tunas Ridean Tbk. telah menyatakan rencananya untuk membentuk perusahaan multifinance lain bernama Mandiri Utama Finance yang fokus pembiayaannya menggarap segmen selain mobil baru, yakni sepeda motor dan mobil bekas.

Dengan rencana itu, Direktur Utama MTF Ignatius Susatyo Wijoyo memperkirakan komposisi penyaluran unit mobil baru akan lebih besar yakni 98,5%, sedangkan mobil bekas dan motor akan menurun, masing-masing 1% dan 0,5% sampai akhir tahun.

“Kami tidak akan menghilangkan segmen mobil bekas dan motor, tetap disediakan namun sifatnya additional atau repeat saja. Sambil menunggu MUF juga tumbuh kan,” katanya seperti dikutip Bisnis.com, (29/4/2015).

Kendati demikian, Ignatius mengatakan komposisi tersebut bisa saja akan berubah lagi pada tahun depan setelah MUF yang memang difokuskan mengambil segmen penyaluran selain yang dikerjakan MTF cukup berkembang.

Ade Cahyo Nugroho, Direktur Keuangan MTF mengatakan kendati sampai akhir tahun diperkirakan ada perubahan komposisi portofolio penyaluran, target pembiayaan tidak direvisi yakni meningkat 36,05% menjadi Rp20 triliun.

Dia mengatakan meskipun bunga yang ditawarkan mobil bekas dan motor lebih tinggi dibandingkan mobil baru, namun resiko menggarap dua jenis itu lebih tinggi dibandingkan mobil baru.

“Jadi memang lebih baik kami main di mobil baru meskipun marginnya tipis, tapi kualitas kredit itu lebih baik. Jadi memang mobil baru akan lebih bagus untuk kami,” katanya. []

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper