Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekan NPL, OJK Sarankan Bank Masuk Sektor Berbasis Dalam Negeri. Kelautan Jadi Primadona

Sektor kelautan tumbuh cukup baik dan NPL-nya [non-performing loan] rendah bahkan menunjukkan penurunan.
Ilustrasi: Tambak ikan
Ilustrasi: Tambak ikan

Bisnis.com, JAKARTA— Untuk menahan laju kenaikan rasio kredit bermasalah, Otoritas Jasa Keuangan menyarankan perbankan agar masuk ke sektor dengan basis ekonomi di dalam negeri.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad mengatakan sektor berbasis ekonomi dalam negeri memiliki potensi tumbuh yang lebih besar.

Muliaman mencontohkan salah satu sektor dengan basis ekonomi yang besar di dalam negeri yakni sektor kelautan. “Sektor kelautan tumbuh cukup baik dan NPL-nya [non-performing loan] rendah bahkan menunjukkan penurunan,” ujar Muliaman di Jakarta, pekan ini.

Data OJK menunjukkan NPL di sektor kelautan dan perikanan dalam 4 tahun terakhir memang mengalami tren penurunan.

Pada 2011, NPL di sektor ini sempat menyentuh posisi 5,96%.

Pada tahun berikutnya, NPL kelautan dan perikanan turun ke posisi 4,11%. Sementara itu, pada 2013 dan 2014, NPL terus turun ke 3,22% dan 2,81%.

Adapun, data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis OJK merekam hingga Februari 2015, NPL industri perbankan nasional naik 36,85% secara year on year (y-o-y) menjadi Rp89,07 triliun.

Dengan kenaikan tersebut, hingga bulan kedua tahun ini, NPL industri perbankan tercatat telah menyentuh posisi 2,42%.

Data SPI tersebut menunjukkan sektor konstruksi menjadi industri dengan NPL tertinggi yakni sebesar 5,38%. Menyusul, sektor jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan, dan perorangan lainnya dengan NPL sebesar 3,92%.

Di posisi ketiga, SPI mencatat sektor badan internasional dan badan ekstra internasional memiliki NPL sebesar 3,75%.

Sebelumnya, Deputi Komisioner OJK Irwan Lubis mengakui kualitas kredit yang masuk dalam kolektabilitas tingkat dua atau special mention memang rawan mengalami pemburukan di tengah kondisi ekonomi yang melambat.

Untuk itu, lanjut Irwan, perbankan diminta mengantisipasi beberapa sektor yang menunjukkan penurunan kualitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper