Bisnis.com, PADANG PANJANG--PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, meresmikan peluncuran program Laku Pandai untuk wilayah Indonesia bagian barat di Padang Panjang, Sumatra Barat, setelah untuk wilayah timur pada Maret lalu di Jayapura.
Direktur BRI Zulhelfi Abidin mengatakan Padang Panjang dipilih sebagai lokasi peluncuran karena sejumlah agen sudah memiliki jumlah pelanggan yang besar, serta sebagai refresentasi wilayah barat Indonesia.
"Kami pilih karena tempatnya dingin, dekat gunung. Dulu di wilayah timur di pinggir pantai, sekarang gunung," katanya seraya tertawa.
Dia mengungkapkan ada tren peningkatan transaksi malalui agen bank (BRILink untuk agen BRI) dalam program Layanan Keuangan Terpadu Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusi (Laku Pandai) di awal tahun ini.
"Tren pertumbuhan transaksi melalui agen BRILink terus meningkat. Kami akan fokuskan menjangkau nasabah di pelosok daerah dengan memperbanyak agen hingga 50.000 orang tahun ini," katanya, Selasa (9/6/2015).
Dia mengatakan jumlah agen milik BRI saat ini tercatat 31.654 agen yang mencatatkan lebih dari 10 juta transaksi dari sekitar 1,2 juta nasabah yang dilayani.Perkiraannya, dengan jumlah 50.000 agen di penghujung tahun, BRI mampu melayani hingga 52 juta transaksi dengan volume transaksi mencapai Rp27,8 triliun.
Dia meyakini program itu mampu meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan bank. Terutama masyarakat pedesaan yang jauh dari jangkauan kantor perbankan, sehingga tidak ada lagi masyarakat yang menyimpan uang di bawah bantal.
"Sejauh ini, produk yang ditawarkan melalui agen masih basic saving account [tabungan] dan referral [rekomendasi] kredit mikro. Sisanya bertahap," katanya.
Adapun, layanan yang diberikan kepada nasabah melalui agen yakni pembayaran tagihan listrik, pembelian pulsa, transfer uang, penyetoran, dan pengambilan uang tanpa perlu pergi ke bank.
Sementara itu, untuk wilayah Sumbar Zulhelfi menyebutkan jumlah agen BRILink di daerah itu sebanyak 976 agen dengan jumlah transaksi 184.897 dan volume transaksi Rp196 miliar sampai Mei 2015.
Dia meyakini jumlah itu potensial tumbuh mengingat sebagian besar masyarakat Sumbar bekerja di sektor pertanian dan jasa perdagangan yang membutuhkan akses bank.