Bisnis.com, JAKARTA--PT Allianz Utama Indonesia berambisi untuk menggenjot kontribusi ritelnya menjadi 50% sepanjang tahun ini.
Hingga saat ini, kontribusi korporasi masih mendominasi portofolio PT Allianz Utama Indonesia (Allianz Utama) sekitar 68%, sedangkan sisanya merupakan ritel.
“Saya kira, portofolio yang terlalu dominan di salah satu sektor juga tidak baik untuk kelangsungan perusahaan. Apalagi, sektor ritel memang lebih stabil dibandingkan korporasi, meski nominalnya tidak sebesar korporasi,” kata Wiyono Sutioso, Wakil Presiden Direktur Allianz Utama kepada Bisnis, Selasa (23/6).
Untuk mewujudkan ambisi tersebut, perusahaan asuransi umum yang terafiliasi dengan Allianz SE ini berencana untuk merilis produk yang berbasis consumer line pada semester II/2015.
Meskipun begitu, dirinya enggan merinci detil produk yang akan dikeluarkan pada pertengahan akhir tahun ini karena masih dalam tahap pembahasan.
Per kuartal I/2015, Allianz Utama membukukan premi bruto senilai Rp425,6 miliar atau tumbuh 41% dari Rp302,5 miliar pada kuartal yang sama tahun lalu.
Kenaikan tersebut ditopang oleh asuransi kendaraan bermotor dan properti yang masing-masing naik 24% dan 23%.
Terkait dengan kondisi perlambatan ekonomi Indonesia sepanjang Januari-Maret 2015, dirinya masih optimistis Allianz mampu tumbuh 5% diatas rata-rata industri untuk asuransi umum pada tahun ini.
“Kami berharap banyak perubahan di semester II/2015 karena banyak proyek pemerintah yang mulai jalan. Beberapa produk misalnya asuransi engineering, akan mengalami pertumbuhan signifikan,” katanya.
Kendati demikian, Wiyono mengungkapkan Allianz tidak akan mengulangi kesuksesan pada tahun lalu hingga mencatatkan pertumbuhan 77%.
Pasalnya, pada tahun lalu, kenaikan lebih banyak disumbangkan oleh peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai tarif asuransi properti dan kendaraan bermotor.