Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Allianz Utama Indonesia (Allianz Indonesia) melihat produk berbasis hijau atau ramah lingkungan menjadi peluang perusahaan untuk memperbesar bisnis.
Presiden Direktur Allianz Utama Indonesia Sunadi Tan mengatakan bahwa Allianz Group termasuk pemimpin dalam industri asuransi dalam Dow Jones Sustainability Index.
Sunadi menuturkan bahwa hal itu sejalan dengan Allianz Group dengan moto, yaitu melindungi sebanyak mungkin masyarakat Indonesia sesuai dengan aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Kami fokus pada produk-produk yang hijau. Itu salah satu moto kami juga,” kata Sunadi dalam kunjungan ke Bisnis Indonesia, Jakarta, Jumat (23/2/2024).
Sementara itu, Chief Distribution Officer Allianz Utama Indonesia Mariani Solihah mengatakan bahwa asuransi masih dihadapi tantangan di pasar. Pertama, rendahnya finansial literasi dan memahami asuransi.
Kedua, tantangan dalam menjangkau nasabah. Namun, Mariani menyampaikan bahwa dengan adanya digitalisasi membuat perusahaan dapat menjangkau nasabah.
Baca Juga
Ketiga, perubahan regulasi. Dalam hal ini, perusahaan haru mengedukasi nasabah seiring dengan regulasi yang terus berubah-ubah. Tantangan keempat adalah volatilitas pasar global.
“Namun fokus kami bisa mempersiapkan diri, baik dari sisi kultural untuk perubahan pasar yang cepat,” ungkapnya.
Kinerja Kuartal IV/2023
Pada kuartal IV/2023, Allianz Utama Indonesia membukukan gross written premium (GWP) senilai Rp727,9 miliar dan laba sebelum pajak perusahaan Rp19,7 miliar.
Adapun, sebaran premi Allianz Utama Indonesia mayoritas berasal dari liability mencapai 33%, properti sebesar 33%, dan asuransi perjalan sebesar 13% pada kuartal IV/2023.
Merujuk laporan keuangan konvensional yang tersaji di laman resmi perusahaan, Allianz Utama Indonesia membukukan laba setelah pajak senilai Rp8,25 miliar per Desember 2023. Laba bersih perusahaan melonjak 149,56% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya hanya mencetak Rp3,3 miliar.
Perolehan laba Allianz Utama Indonesia berasal dari jumlah pendapatan premi yang meningkat 9,41% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp665,29 miliar menjadi Rp727,91 miliar. Sementara itu, premi bruto perusahaan naik 11,05% yoy menjadi Rp633,94 miliar dari Rp570,87 miliar.
Allianz Utama Indonesia juga mencatat jumlah pendapatan underwriting terpantau tumbuh menjadi Rp288,57 miliar. Posisinya menebal 15,42% yoy dari Rp250 miliar pada Desember 2022.
Di sisi lain, perusahaan mengalami perbaikan klaim bruto menjadi Rp171,01 miliar dari semula Rp234,15 miliar, atau menyusut 26,97% yoy. Allianz Utama Indonesia juga mencatat hasil underwriting senilai Rp121,33 miliar, meningkat 26,4% yoy.
Per 31 Desember 2023, Allianz Utama Indonesia mencatat jumlah ekuitas yang menguat 1,2% yoy menjadi Rp815,75 miliar.
Beralih ke indikator kesehatan keuangan, Allianz Utama Indonesia mencatat rasio pencapaian solvabilitas (risk-based capital/RBC) berada di angka 481,8% pada Desember 2023. Artinya, RBC yang dimiliki perusahaan melampau ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan minimum 120%.