Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KINERJA PEMBIAYAAN: Pertumbuhan Pembiayaan Kendaraan Melambat

Dampak turunnya penjualan kendaraan bermotor sepanjang Januari-Mei berimbas pada minimnya pertumbuhan pembiayaan yang disalurkan multifinance sampai bulan lalu.
Dampak turunnya penjualan kendaraan bermotor sepanjang Januari-Mei berimbas pada minimnya pertumbuhan pembiayaan yang disalurkan multifinance sampai bulan lalu./Bisnis
Dampak turunnya penjualan kendaraan bermotor sepanjang Januari-Mei berimbas pada minimnya pertumbuhan pembiayaan yang disalurkan multifinance sampai bulan lalu./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Dampak turunnya penjualan kendaraan bermotor sepanjang Januari-Mei berimbas pada minimnya pertumbuhan pembiayaan yang disalurkan multifinance sampai bulan lalu.

Harryjanto Lesmana, Direktur Utama PT Mandala Multifinance Tbk. menyatakan perusahaannya hanya mencatatkan pertumbuhan pembiayaan 1% saja sampai Mei 2015 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
 
“Ini dibawah target kami, besar dikarenakan kondisi makro sekarang,” katanya seperti dikutip Bisnis, (24/6/2015).
 
Sampai Mei, pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp1,915 miliar atau tumbuh tipis dari pencapaian tahun lalu Rp1,895 miliar.
 
Dari jumlah itu, kontribusi antara kendaraan baru dan bekas yang disalurkan berimbang. Adapun, pembiayaan syariah yang disalurkan berkontribusi sebesar 35%, sedangkan 75% sisanya masih berbentuk konvensional.
 
Kendati tumbuh melambat, Harryjanto mengatakan pihaknya belum merevisi target pembiayaan tahun ini sebesar Rp6 triliun.
 
“Namun, peninjauan akan kami lakukan saat masuk semester II nanti [revisi atau tidak],” ujarnya.
 
Willy Suwandi Dharma, Direktur Utama PT Adira  Dinamika Multifinance Tbk. (Adira Finance) mengatakan pembiayaan yang disalurkan pihaknya mencapai Rp12,1 triliun sampai bulan lalu.
 
Jumlah itu turun 12,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp13,8 triliun. Adapun, kendaraan baru masih mendominasi pembiayaan sebesar 60,3% sedangkan 39,7% merupakan kendaraan bekas.
 
Dia mengatakan pihaknya tengah mengkaji kemungkinan revisi target mengingat beberapa faktor akan mempengaruhi pembiayaan, yakni keputusan Federal Reserves, pertumbuhan ekonomi China dan belanja pemerintah.
 
“Kami akan meeting dulu untuk lihat kembali kami punya target. Kemungkinan bisa saja least atau naik 10%,” ujarnya.
 
Tahun ini, Adira menargetkan pembiayaan Rp35,8 triliun atau meningkat 5% dari pencapaian tahun lalu Rp34,1 triliun.
 
Willy mengatakan pihaknya berupaya memperbesar kinerja Unit Usaha Syariah (UUS) yang malah tumbuh positif kendati perlambatan ekonomi terjadi. Pembiayaan konvensional masih menyumbang 88% pembiayaan Adira Finance sampai saat ini.
 
Sampai Mei 2015, pembiayaan syariah tumbuh dua kali lipat menjadi Rp1,4 triliun dari periode sebelumnya Rp672 miliar.
 
“Sekarang kontribusi syariah sebesar 12%. Dengan relaksasi LTV, kami kira bisa jadi stimulus untuk target kontribusi syariah 15% sampai akhir tahun,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper