Bisnis.com, JAKARTA -- Industri perusahaan pembiayaan mengalami penurunan laba bersih sebesar 22,9% pada kuartal I/2015 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dikutip dari laporan triwulan I OJK (25/6/2014), sebanyak 201 perusahaan pembiayaan mencatatkan laba bersih Rp2,7 triliun atau turun Rp618,3 miliar dibandingkan tahun lalu.
Meski demikian, aset perusahaan pembiayaan naik 5,7% menjadi Rp425,32 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp402,14 triliun.
Berdasarkan total aset, 71 Perusahaan Pembiayaan menguasai aset sebesar 92% dan sisanya hanya menguasai aset industri sebesar 8%.
Dari jumlah itu, liabilitas multifinance tercatat Rp334,47 triliun atau naik 5,3% dari periode yang sama sebelumnya Rp317,5 triliun.
Adapun, ekuitas atau modal sendiri perusahaan juga menanjak 6,33% menjadi Rp90 triliun dari sebelumnya Rp84,64 triliun.
Piutang pembiayaan yang dikelola industri naik 4,99% sebesar Rp17, 4 triliun menjadi Rp368,61 triliun. Sampai Maret 2015, komposisi pembiayaan konsumen masih mendominasi sebesar 66,6% diikuti dengan lini bisnis Sewa Guna Usaha (SGU) sebesar 30,9%.
Salah satu perusahaan multifinance yang mengalami penyusutan laba pada kuartal I/2015 ialah PT Buana Finance Tbk. Antoni Muljono, Direktur Keuangan Buana Finance mengatakan pihaknya mengalami penurunan laba bersih sebesar 25% menjadi Rp25,83 miliar bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp34,45 miliar.
“Terutama disebabkan karena masih turunnya net interest margin perseroan di kisaran 4,38%,” katanya, belum lama ini.
Namun, piutang pembiayaan yang dikelola perusahaan terpantau stabil dengan posisi outstanding tahun lalu di kisaran Rp3,45 triliun. Adapun, ekuitas perusahaan sedikit meningkat menjadi Rp1,139 miliar dari posisi tahun lalu di periode yang sama sebesar Rp1,137 miliar.
Dilansir dari keterbukaan informasi BEI, beberapa multifinance yang juga mengalami koreksi laba ialah PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. dan PT Adira Dinamika Multifinance Tbk.
Sepanjang kuartal I/2015, kedua perusahaan itu mengalami koreksi laba masing-masing sebesar 95% dan 81% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, perusahaan pembiayaan yang baru memulai IPO pada tahun lalu PT Magna Finance Tbk. mencatatkan pertumbuhan laba hingga dua kali lipat dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu.
Marcia M. Rahardjo, Direktur Utama PT Magna Finance Tbk. mengatakan perusahaannya mengumpulkan laba tahun berjalan Rp1,1 miliar atau meningkat dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu sebesar Rp470,5 juta.
“Untuk laba sebelum pajak kami sekitar Rp3 miliar, kami harapkan sampai akhir tahun dapat mencapai Rp8-10 miliar,” katanya.