Bisnis.com, JAKARTA - Asuransi Wahana Tata berencana memangkas porsi investasi pada instrumen reksadana hingga 40% pada semester II/2015.
Presiden Direktur Asuransi Wahana Tata (Aswata) Christian Wanandi mengatakan hingga saat ini pihaknya masih mengalokasikan sekitar 15% investasi pada obligasi, saham dan reksadana.
Kendati begitu, dia menyatakan pihaknya akan mengurangi porsi investasi pada reksadana. Menurutnya, langkah tersebut diambil sebagai strategi dalam kondisi ekonomi saat ini.
"Kami akan kurangi porsi reksadana. Kira-kira sebesar 40%," ungkapnya kepada Bisnis, Kamis (13/8/2015).
Porsi saham dan obligasi, sambung Christian masih akan tetap sama. Di sisi lain, ungkapnya, Aswata masih akan mempertahankan porsi investasi hingga 50% pada instrumen deposito berjangka.
Pasalnya, instrumen investasi tersebut dinilai masih menjadi pilihan utama bagi perusahaan asuransi umum di tengah kondisi perlambatan pertumbuhan ekonomi. Bentuk investasi jangka pendek, sebutnya akan menjaga likuiditas perusahaan.
"Karena asuransi umum itu kan menjaga likuiditas untuk menjaga klaim, salah satu investasi yang short term jangka pendek, bunga lumayan adalah term deposit," ujarnya.
Adapun, data Otoritas Jasa Keuangan terkait ikhtisar keuangan perusahaan asuransi umum dan reasuransi konvensional Juni 2015 menunjukkan total investasi mencapai Rp63,16 triliun.
Dari jumlah tersebut, deposito berjangka dan sertifikat deposito menyumbang porsi investasi terbesar, yakni senilai Rp31,22 triliun atau sebesar 49,4%. Menyusul, reksa dana (15,3%), surat utang korporasi dan sukuk korporasi (12,2%), penyertaan langsung (10,1%) dan saham (6,6%).