Bisnis.com, JAKARTA – PT Sun Life Financial Indonesia menyatakan penurunan porsi produk unit linked perseroan pada semester I/2015 tidak diakibatkan oleh melemahnya pasar saham saat ini.
Shierly Ge, Vice President Head of Marketing Sun Life mengatakan penurunan porsi unit linked menjadi 69% dari sebelumnya 75% year on year disebabkan oleh melesatnya minat produk tradisional dalam periode itu.
“Bukan karena marketnya, namun ini karena produk tradisional yang jumlah pemegang polisnya bertambah lebih banyak dibandingkan unit linked,” katanya, seperti dikutip Bisnis, (30/9/2015).
Shierly mengatakan kondisi pasar saham saat ini tidak terlalu memengaruhi permintaan produk unit linked karena produk itu masih bisa tumbuh sekitar 40% pada semester I/2015 year on year sesuai dengan peningkatan kontribusi agen.
“Agen sendiri menyumbang 90% produk unit linked, dan 10% sisanya tradisional. Jadi unit linked masih tumbuh, namun jalur distribusi lain memacu produk tradisional jadi lebih tinggi,” katanya.
Sebelumnya, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat porsi produk tradisional mampu mengungguli porsi unit linked pada semester I/2015 dengan komposisi 54% :46%.
Elin Waty, Presiden Direktur Sun Life mengatakan potensi pasar unit linked akan terus ditingkatkan namun pihaknya berupaya juga meningkatkan pertumbuhan pasar tradisional.
SUN LIFE: Porsi Unit Linked Turun Jadi 69%, Ini Penyebabnya
PT Sun Life Financial Indonesia menyatakan penurunan porsi produk unit link perseroan pada semester I/2015 tidak diakibatkan oleh melemahnya pasar saham saat ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Irene Agustine
Editor : Gita Arwana Cakti
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 jam yang lalu
Cerita Pelaku Usaha Sukses dari Rumah BUMN BRI
2 jam yang lalu
BRI Gelar Bazar UMKM BRILiaN, Perluas Pasar Usaha Lokal
3 jam yang lalu
Kredit UMKM Melambat Lagi, Tumbuh 4,6% YoY per Oktober 2024
3 jam yang lalu