Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perum Peruri Bukukan Pendapatan Rp2,17 Triliun

Perum Peruri membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,17 triliun pada triwulan III 2015, tumbuh 26 persen dibandingkan pendapatan periode sama 2014 sebesar Rp1,72 triliun.
Perum Peruri membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,17 triliun pada triwulan III 2015, tumbuh 26 persen dibandingkan pendapatan periode sama 2014 sebesar Rp1,72 triliun./JIBI
Perum Peruri membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,17 triliun pada triwulan III 2015, tumbuh 26 persen dibandingkan pendapatan periode sama 2014 sebesar Rp1,72 triliun./JIBI

Bisnis.com, JAKARTA ---  Perum Peruri membukukan pendapatan usaha sebesar Rp2,17 triliun pada triwulan III 2015, tumbuh 26 persen dibandingkan pendapatan periode sama 2014 sebesar Rp1,72 triliun.

"Kenaikan pendapatan selama triwulan III 2016 didorong pertumbuhan pada semua lini produksi mulai dari produksi cetak uang kertas dan uang logam, meterai, pesanan pita cukai, paspor dan buku hingga sertifikat tanah," kata Direktur Utama Peruri, Prasetio, saat Press Konferensi Pencapaian Kinerja Triwulan III Peruri, di Jakarta, Rabu (4/11/2015).

Menurut Prasetio, saat yang sama perusahaan membukukan laba usaha sebesar Rp231 miliar, naik 20 persen dibanding triwulan III 2014 sebesar Rp192 miliar.

"Jika dibandingkan dengan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2015, pencapaian laba bersih tersebut sudah 129 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp179 miliar," katanya.

Sedangkan total aset triwulan III 2015 tercatat sebesar Rp3,56 triliun, naik 16 persen dibandingkan periode sama 2014 Rp3,04 triliun. Jika dibandingkan dengan RKAP 2015, total aset itu sudah mencapai 86 persen dari target Rp4,19 triliun.

Hingga triwulan I 2015, produksi uang kertas rupiah mencapai 6,9 miliar bilyet, naik 27 persen dibanding periode sama 2014 sebesar 5,4 miliar. Target sampai dengan akhir 2015 mencapai 9,3 miliar bilyet.

Produksi uang logam tercatat 1,2 miliar keping, turun 21 persen dari sebelumnya 1,5 miliar keping. Produksi materai turun 8 persen dari sebelumnya 492 juta keping menjadi 454 juta keping.

"Sampai September produksi materai dan uang logam turun. Namun sampai dengan akhir 2015 diproyeksikan dapat mencapai target sebanyak 1,5 miliar keping, dan materai sebanyak 738 juta keping," ujarnya.

Selanjutnya produksi pita cukai mencapai 139 juta lembar, naik 3 persen dari sebelumnya 135 juta lembar. Sedangkan produksi paspor dan buku mencapai 1,8 juta buku, turun 52 persen dari sebelumnya 2,74 juta buku.

Sedangkan produksi sertifikat tanah diperkirakan mencapai 5,4 juta set hingga akhir tahun 2015, naik dari pencapaian September 2015 yang sudah mencapai 3,54 juta set.

"Secara keseluruhan pendapatan triwulan III 2015 dikontribusi oleh produk uang yang mencapai 68,85 persen, naik 5 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya," katanya.

Disusul pendapatan lainnya dengan kontribusi bervariasi antara 4-10 persen yaitu berasal paspor, pita cukai, meterai, sertifikat tanah dan dokumen lainnya.

Modernisasi alat Sementara itu, Direktur Perencanan Peruri, Atje Mihammad Darjan mengatakan secara bertahap Peruri melakukan modernisasi alat produksi.

Mesin baru pencetakan uang yang sudah mulai beroperasi pada akhir tahun 2014, sehingga menambah kapasitas produksi cetak uang sebesar 9,3 juta miliar bilyet.

"Selanjutnya 1 unit lagi mesin baru, diproyeksikan dapat beroperasi pada Januari 2016," kata Atje.

Peruri sesuai Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2016, ditetapkan sebagai BUMN yang ditugasi menjalankan 'security printing business' terdiri atas percetakan uang rupiah, meterai, paspor, pita cukai, sertifikat tanah dan security printing.

Selain itu Peruri juga mengembangkan bisnis lain melalui anak perusahaan yang terdiri atas PT Peruri Digital Security (PDS) bidang digital security, PT Peruri Wira Timur bidan security non uang, PT Kertas Padalarang di bidang pembuatan security paper, PT Peruri Properi bidang pengembangan lahan dan aset, serta KSO Peruri Divisi Barat di bidang produk security non uang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper