Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KREDIT BERMASALAH: Ekonomi Lesu, Bank Nagari Restrukturisasi Rp173 M

PT BPD Sumatra Barat alias Bank Nagari merestrukturisasi kredit senilai Rp173 miliar per September 2015, menyusul rendahnya tingkat bayar debitur akibat lemahnya perekonomian sepanjang tahun ini.
Bank Nagari./JIBI
Bank Nagari./JIBI

Bisnis.com, PADANG - PT BPD Sumatra Barat alias Bank Nagari merestrukturisasi kredit senilai Rp173 miliar per September 2015, menyusul rendahnya tingkat bayar debitur akibat lemahnya perekonomian sepanjang tahun ini.

Direktur Pemasaran Bank Nagari Indra Wediana menyebutkan restrukturisasi kredit itu umumnya berasal dari sektor peternakan, perkebunan, hotel dan perdagangan.

“[Pelemahan ekonomi] dampaknya menyeluruh. Makanya direstruktur sesuai kemampuan nasabah mengembalikan pinjamannya,” kata Indra kepada Bisnis, Kamis (12/11/2015).

Dia mencontohkan sejumlah peternak ayam di Kota Payakumbuh yang mengandalkan usaha dengan kredit perbankan mengeluhkan rendahnya harga jual, sehingga pendapatan tidak sebanding dengan pengeluaran. Apalagi, harga pakan ayam juga melambung tinggi.

Akibatnya, nasabah peternak tidak mampu membayar cicilan pinjaman sesuai perjanjian di awal, sehingga direstrukturisasi sesuai kemampuan nasabah agar sektor tersebut tetap tumbuh.

“Tidak hanya peternakan, perhotelan juga mengeluh. Petani kebun juga begitu, karena komoditas mereka tidak berdaya jual,” ujarnya.

Dia menyebutkan potensi restrukturisasi kredit di daerah itu masih tinggi, sebab pemulihan ekonomi diperkirakan baru akan optimal di penghujung tahun depan.

Indra mengungkapkan pelemahan ekonomi ikut meningkatkan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) perseroan sebesar 0,4% menjadi 2,96% dari periode yang sama tahun sebelumnya 2,54%.

Adapun, kinerja perseroan per September 2015 tercatat aset bank milik pemda itu tumbuh 7,67% dari Rp18,76 triliun menjadi Rp20,20 triliun.

Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 5,40% menjadi Rp15,40 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp14,61 triliun, sedangkan kredit tumbuh 9,58% menjadi Rp14,40 triliun dari tahun sebelumnya Rp13,14 triliun.

Meski ekonomi terbilang lesu, laba bersih perseroan justru tumbuh optimal mencapai 37% dari Rp162 miliar menjadi Rp222 miliar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper