Bisnis.com, SEMARANG - Kendati sudah hadir lebih dari satu dekade, pemahaman masyarakat terhadap Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dinilai masih perlu ditingkatkan terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa.
Direktur Grup Penanganan Klaim LPS Dimas Yuliharto mengatakan pentingnya pengetahuan tentang fungsi dan peran LPS mengingat saat ini persentase nasabah belia perbankan kian besar.
Beberapa tahun belakangan industri perbankan memang mulai menyasar pelajar sebagai salah satu target nasabah dengan mengeluarkan produk simpanan khusus pelajar.
“Adik-adik ini mulai kritis mereka tahu ada bank ditutup. Saat ini LPS itu hanya diberitahuan apa fungsinya saja dan belum ada detailnya. Pendidikan LPS harus dimulai dari siswa-siswa,” kata Dimas di sela-sela acara Seminar Nasional hasil kerja sama sama dengan Bisnis Indonesia, Kamis (12/11/2015).
Untuk itulah, sambung Dimas, peranan guru dan pengajar menjadi penting karena salah satu cara paling efektif untuk memperkenalkan LPS adalah melalui mata pelajaran di sekolah.
Selain mensosialisasikan peranan LPS, lembaga tersebut juga menjalin nota kesepahaman (MoU) dengan sejumlah perguruan tinggi di beberapa wilayah di Indonesia a.l. dengan Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) di Solo, Universitas Udayana di Bali, dan Universitas Andalas di Sumatra Barat.
Saat ini, Dimas menambahkan, indeks pengetahuan masyarakat terhadap LPS tercatat sekira 64%. Angka itu naik dibandingkan dengan tahun lalu yang berkisar pada rentang 59%.
Selain mengukur pengetahuan masyarakat terhadap LPS, indeks tersebut juga mencerminkan kepercayaan dan kenyamanan nasabah terhadap kehadiran dan peran LPS.
