Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Royal Bank of Scotland Kaji Keberlangsungan Bisnis di Indonesia

Salah satu kantor cabang bank asing di Indonesia Royal Bank of Scotland N.V. tengah mengkaji untuk menentukan keberlangsungan bisnisnya di Tanah Air.
Royal Bank of Scotland Group Plc. /rbs
Royal Bank of Scotland Group Plc. /rbs

JAKARTA--Salah satu kantor cabang bank asing di Indonesia Royal Bank of Scotland N.V. tengah mengkaji untuk menentukan keberlangsungan bisnisnya di Tanah Air.

Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan III Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Irwan Lubis mengatakan saat ini Royal Bank of Scotland cabang Indonesia sedang melakukan penilaian atau dalam tahap assesment yang menentukan apakah akan mempertahankan atau menutup kantor cabangnya.

"Mereka masih melihat situasi, belum mengajukan secara resmi ke kami," katanya di Jakarta, Selasa (17/11/2015).

Menurut Irwan, langkah yang dilakukan kantor cabang Royal Bank of Scotland ini merupakan arahan dari induk. Dirinya memperkirakan kajian yang dilakukan tidak akan selesai pada tahun ini.

Adapun laporan kinerja keuangan Royal Bank of Scotland cabang Indonesia per Juni 2015 menunjukkan adanya penyaluran kredit senilai Rp1,08 triliun atau mengalami penurunan sebesar 67,47% secara year on year (y-o-y) dari Rp 3,32 triliun kuartal II/2014.

Pada periode sama, total aset yang dimiliki mencapai Rp 3,20 triliun atau terkoreksi sebesar 38,46% (y-o-y) dari posisi Rp 5,20 triliun. Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga, total simpanan berjangka atau deposito yang dihimpun KCBA ini tercatat senilai Rp174,06 miliar atau menurun sebesar 29,02% secara tahunan dari Rp245,22 miliar.

Jenis simpanan giro juga mengalami penyusutan sebesar 29,94% secara tahunan dari Rp1,57 triliun menjadi Rp1,10 triliun. Adapun, Royal Bank of Scotland cabang Indonesia tidak memiliki simpanan berupa tabungan.

Dari sisi permodalan, posisi kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) berada di level 61,53%. Rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross tercatat sebesar 0,29%, dan net interest margin sebesar 6,14%.

Sementara itu, dari sisi loan to deposit ratio tercatat sebesar 84,51% atau menurun dibandingkan dengan posisi kuartal II/2014 yang mencapai 182,34%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper