Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Plafon Carrency Swap China Dinaikkan, BI Siap Eksekusi

Bank Indonesia menyepakati keputusan People Bank of China (PBoC) untuk menaikkan nilai plafon billateral currency swap agreement (BCSA) menjadi 130 miliar renminbi atau senilai US$20 miliar dari sebelumnya 100 renminbi atau senilai US$15 miliar
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menyepakati keputusan People Bank of China (PBoC) untuk menaikkan nilai plafon billateral currency swap agreement (BCSA) menjadi 130 miliar renminbi atau senilai US$20 miliar dari sebelumnya 100 renminbi atau senilai US$15 miliar.

"Terkait dengan BCSA ini bentuk dan kombinasi oleh pemerintah dengan Bank Indonesia. Di dalam forum internasional juga disentuh dan dibicarakan oleh leaders, dalam hal ini Presiden Jokowi dan Presiden China. Kita ikuti tentang komitmen daripada China untuk menaikkan BCSA," kata Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo di Gedung BI, Selasa (17/11/2015).

Rencananya, dana BCSA ini akan digunakan untuk penguatan cadangan devisa dan bersifat stand by. 

Agus menuturkan dana tersebut baru akan digunakan apabila Bank Sentral memerlukan untuk penguatan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

Dia menambahkan hingga saat ini peningkatan nilai kesepakatan baru dilakukan dengan China.

Pihaknya belum berencana meningkatkan kerja sama serupa dengan negara lain, seperti Korea Selatan, Jepang, dan anggota negara Asean lainnya.

"Untuk peningkatan baru dengan China. Yang lain masih yang lama tapi jumlahnya belum terpakai. Cuma yang China dengan leadersnya ketemu koordinasi dengan baik terkait peningkatan jumlah," ucapnya.

Per Oktober 2015, posisi cadangan devisa Indonesia senilai US$100,7 miliar menurun senilai US$1 miliar dari bulan sebelumnya.

"Nilai cadev Indonesia saat ini setara dengan 7,1 bulan impor atau 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri (ULN) pemerintah. Inimasih berada di atas standar kecukupan internasional, yakni setara dengan tiga bulan impor," tutur Agus.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menambahkan dalam proses perjanjian internasional yakni terkait dengan peningkatan nilai BCSA, Otoritas Moneter akan berkomunikasi dengan pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan.

"BI apresiasi dan menyetujui penerimaan BCSA dari US$15 miliar menjadi US$20 miliar yang ditujukan likuiditi support. Ini bagian kami koordinasi, line of defend sektor eksternal kita. Ini merupakan bagian penguatan agar semakin tahan dan kuat menghadapi gejolak eksternal terutama antisipasi kenaikan FFR," terangnya.

Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia telah menerima tawaran dari China terkait kenaikan BCSA dari sebelumnya US$15 miliar menjadi US$20 miliar.

Penerimaan tawaran ini merupakan kesepakatan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Xi Jinping di sela-sela pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Antalya, Turki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper