Bisnis.com, SEMARANG - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) berencana menurunkan tingkat bunga pinjaman untuk simpanan dalam rupiah dan valuta asing di Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat, seiring dengan membaiknya perekonomian domestik.
Sekretaris LPS Samsu Adi Nugroho menjelaskan kondisi ekonomi Tanah Air pada tahun lalu membuat investor menahan diri untuk merealisasikan sejumlah proyek. Kendati demikian, beberapa paket kebijakan ekonomi dari pemerintah bakal diimplementasikan pada tahun ini, sehingga investor semakin percaya diri.
Selain itu, perkembangan indikator makro ekonomi dan likuiditas perbankan terlihat membaik sepanjang akhir 2015. Hal itu, kata Samsu, ditunjukkan dengan terus menurunnya inflasi ke tingkat 3,4%, berkurangnya tekanan pada nilai tukar dan pasar keuangan, serta stabilnya suku bunga simpanan.
Kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve AS pada Desember 2015 dapat mengurangi kekhawatiran dan ketidakpastian global yang diharapkan mendukung pencapaian stabilitas sistem keuangan dalam negeri.
Di samping itu kebijakan pemerintah yang telah melakukan prefunding terhadap aktivitas fiskal di tahun 2016 juga diperkirakan akan menjaga likuiditas perekonomian.
“Kalau ekonomi semakin membaik tahun ini, kemungkinan peluang LPS rate bisa turun lagi,” kata Samsu saat ditemui Bisnis disela-sela acara Penyerahan Bantuan Pendidikan di Kendal, Sabtu (16/1).
Padahal, LPS baru saja melakukan penetapan tingkat bunga penjaminan untuk simpanan dalam rupiah dan valas di bank umum serta untuk simpanan dalam rupiah di bank perkreditan rakyat, yang tingkat bunga penjaminan ditetapkan tidak mengalami perubahan dan berlaku efektif mulai 15 Januari 2016 hingga 14 Mei 2016.