Bisnis.com, SEMARANG - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Tengah mendorong pergerakan positif pada pertumbuhan industri jasa pariwisata mencakup hotel dan restoran sebagai alternatif penopang pertumbuhan ekonomi regional.
Deputi Bidang Ekonomi Moneter BI Jateng Ananda Pulungan mengatakan pertumbuhan ekonomi regional Jateng saat ini masih bertumpu pada sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), industri pengolahan makanan dan minuman, serta pengolahan kayu.
“Kalau mau lebih, TPT, makanan minuman, kayu, dan juga industri rokok harus do something supaya bisa dorong ekonomi, alternatifnya ada di industri jasa pariwisata. Kalau tergantung pola lama pertumbuhannya di level itu terus, antara 5%-5,5%,” jelasnya dalam diskusi ekonomi, Selasa (26/1/2016).
Menurutnya, pergerakan sektor pariwisata akan mendorong geliat infrastruktur dan properti di mana peluang investasi semakin longgar. “Dampaknya kalau ke properti cukup kuat, apalagi peminat hotel dan perumahan cukup banyak, soalnya terlihat masih ada gap antara ketersediaan dengan kebutuhan.”
Selain itu, lanjutnya, pertumbuhan sektor properti akan mendorong percepatan dan perbaikan infrastruktur sebagai akses masuknya wisatawan ke wilayah Jateng.
BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi regional tahun ini berada di antara level 5,2%-5,6% dengan dorongan proyek infrastruktur berjalan dan geliat daya beli di wilayah Jateng.
Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengimbau satuan kerja perangkat daerah untuk memacu realisasi fisik jalan dan jembatan sejalan dengan program tahun infrastruktur pariwisata di 2016.
Gubernur juga meminta pemerintah kabupaten/kota ikut memprioritaskan pembangunan infrastruktur untuk mempermudah akses pemerataan distribusi pangan di berbagai wilayah dengan harapan mampu menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok sehingga menakan laju inflasi.