Bisnis.com, PEKANBARU - PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri diminta memerhatikan kesiapan prasarana dan kualitas sumber daya manusia untuk meningkatkan porsi kredit produktif.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan M. Nurdin Subandi mengatakan porsi kredit produktif dan konsumtif Bank Riau Kepri belum seimbang, yaitu 30 :70. Bank Riau Kepri diminta menyeimbangkan porsi kredit tersebut.
"Selama ini, kredit konsumtif dan kredit produktif belum seimbang. Untuk meningkatkan kredit produktif Bank Riau Kepri harus memerhatikan kesiapan prasarana dan SDM," katanya, Kamis (28/1/2016).
Kesiapan prasarana dinilai penting agar kalangan pengusaha tertarik untuk mengajukan kredit. Bank Riau Kepri juga perlu menyiapkan infrastruktur yang lebih unggul dari perbankan lainnya. Subandi menambahkan, kesiapan SDM juga harus diperhatikan. Untuk merubah porsi kredit, juga harus merubah mind set pihak direksi.
Otoritas Jasa Keuangan menyarankan Bank Riau Kepri melakukan restrukturisasi kredit dan melakukan ekspansi kredit untuk menekan angka non performing loan.
Restrukturisasi kredit dilakukan agar debitur dapat membayar tagihan sesuai dengan kebijakan uang baru. Tentunya, kebijakan ini tidak lagi memberatkan debitur sehingga NPL tidak terjadi. Sedangkan ekspansi kredit berfungsi untuk mencari debitur-debitur baru. "Tentunya, kreditur harus lebih selektIf," kata Subandi.
Rasio NPL di Riau memcapai level 4% pada 2015. Tahun ini, Bank Riau Kepri menargetkan akan menekan NPL hingga mencapai level 2%.
Adapun sepanjang 2015 lalu porsi penyaluran kredit Bank Riau Kepri masih didominasi sektor konsumtif dibandingkan produktif yaitu 70:30. Tahun ini, BUMD Riau itu menargetkan persentase kredit produktif mencapai 50% dan tahun depan menjadi 70%.
Direktur Bank Riau Kepri Irvandi Gustari mengatakan pihaknya melakukan sosialisasi di Universitas Riau. Jika mahasiswa mampu berwirausaha dengan baik, Bank Riau-Kepri siap menjadi kreditor. Hal ini juga bertujuan untuk meningkatkan kredit produktif.
“Mahasiswa di Riau cendrung konsumtif dan tidak mampu mengelola keuangan dengan baik. Padahal, mahasiswa juga mampu berwirausaha,” katanya.
Wirausaha yang cocok digeluti mahasiswa, contohnya UMKM. Mahasiswa tidak perlu memerlukan modal yang besar. Irvandi mengatakan mahasiswa hanya perlu kemauan yang keras dan mempunyai rasa tanggung jawab.
Mahasiswa dituntut kreatif dalam berwirausaha. Menurut Irvandi, bukan tidak mungkin bagi perbankan membiayai permodalan mahasiswa. Jika mahasiswa mampu berwirausaha dengan baik, pihak bank yang akan “jemput bola”. Tahun lalu, Bank Riau Kepri menyalurkan kredit senilai Rp14 triliun atau tumbuh 14% dibandingkan periode sebelumnya yang hanya senilai Rp12,3 triliun.
Irvandi Gustari mengatakan pihaknya optimistis penyaluran kredit sepanjang 2016 akan tumbuh baik, sehingga menargetkan porsi pertumbuhan sama yaitu 14%.
“Kami targetkan kredit tumbuh 14% sepanjang 2016 ini, untuk mencapai itu kami sudah siapkan beberapa produk kredit baru yang fokus ke nasabah sektor UMKM,” katanya.