Bisnis.com, JAKARTA -- Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) milik pemerintah daerah perlu mendapatkan perhatian dan perbaikan.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh Otoritas Jasa Keuangan, ada beberapa poin yang perlu mendapat perhatian dan perbaikan dalam meningkatkan peran dan kontribusi BPR dalam perekonomian daerah.
Suku bunga kredit dan net interest margin (NIM) yang dimiliki BPR pada tahun 2015 masih relatif tinggi sehingga perlu diupayakan untuk ditekan dengan peningkatan permodalan dan efisiensi operasional BPR
"Perlu diupayakan untuk menekan suku bunga dan NIM dalam efisiensi operasional BPR," ujar Ayahandayani, Direktur Pengaturan dan Penilaian BPR Otoritas Jasa Keuangan saat ditemui di Jakarta, Kamis (28/1/2016).
Selain itu, angka non performing loan (NPL) yang dimiliki BPR masih tergolong relatif tinggi. Diperlukan adanya peningkatan kompetensi SDM khususnya tenaga analis kredit BPR, dan kualitas analisa kredit.
"Sempat kita berikan one page summary buat menganalisis calon penerima kredit supaya lebih mudah," tambah Yani, panggilan akrab Ayahandayani.
Selain itu, perlu adanya upaya peningkatan kredit produktif dibandingkan kredit konsumsi yang diberikan oleh BPR.