Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PENYALURAN KUR: OJK Dorong BPR Tingkatkan Layanan ke Debitur

Otoritas Jasa Keuangan mendorong bank perkreditan rakyat meningkatkan layanan kepada debitur di tengah persaingan industri perbankan dalam penyaluran kredit usaha rakyat.

Bisnis.com, SEMARANG - Otoritas Jasa Keuangan mendorong bank perkreditan rakyat meningkatkan layanan kepada debitur di tengah persaingan industri perbankan dalam penyaluran kredit usaha rakyat.

Ketua OJK Wilayah Jawa Tengah dan DIY Panca Hadi Suryatno mengatakan pemerintah saat ini meminta kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah untuk terus berkembang dalam kondisi perlambatan ekonomi di dalam negeri.

Oleh sebab itu, pelaku UMKM terus di-support perihal kemudahan penambahan modal melalui penyaluran KUR dengan bunga 9%.

"Ada bank yang ditunjuk untuk penyaluran KUR. Kemudian, BPR sendiri juga punya pangsa pasar yang sama yakni pelaku UMKM. Tinggal BPR bisa tingkatkan layanan pada debitur, pasti nasabah tidak akan beralih, " ujarnya kepada Bisnis, Selasa (2/2/2016).

Kendati sasarannya sama yakni pelaku UMKM, kata Panca, debitur BPR dan bank umum memiliki karakter yang berbeda. Sementara itu, nonperforming loan (NPL) atau kredit bermasalah BPR di Jawa Tengah dan DIY masih tergolong sehat karena masih di bawah level 11%.

Menurutnya, dalam menilai tingkat kesehatan BPR ada unsur rasio kualitas aktiva produktif, batas kelompok sehat maksimal 11%-12%. "NPL BPR untuk wilayah Jateng-DIY di level 6,85%, sehingga jika dihitung secara tingkat masih masuk ke dalam kelompok sehat," ujarnya.

Dari sisi aset, hingga November 2015 untuk BPR wilayah kantor regional IV sebanyak Rp21,8 triliun. Sedangkan untuk "loan to deposit ratio" (LDR) atau rasio dari besarnya volume kredit yang disalurkan oleh bank untuk BPR masih di lebel 103,36%.

"Kalau untuk BPR, level LDR ini masih cukup tinggi. Kalau BPR mau sehat seharusnya LDR berada di kisaran 90%" katanya.

Dari sisi dana pihak ketiga (DPK) untuk BPR mencapai 16,1 triliun, adapun untuk kreditnya sekitar Rp16,7 triliun. Panca mengatakan secara umum kredit untuk industri BPR yang diberikan lebih besar dibandingkan dengan DPK.

Dari sisi jumlah, total BPR untuk wilayah Jawa Tengah-DIY sebanyak 306 BPR konvensional dan 36 BPR syariah. Sedangkan khusus untuk Kota Semarang jumlah BPR konvensional sebanyak 129, sedangkan syariah sebanyak 10.

Sementara itu, untuk bank umum total aset yang sekarang dimiliki untuk wilayah Jawa Tengah-DIY sebanyak Rp289 triliun. Sehingga jika digabungkan dengan BPR, total aset perbankan mencapai Rp310,8 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khamdi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper