Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potensi Kredit Besar, Bank NTB Andalkan Deposito dari Luar

Sumber terbesar penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank NTB berasal dari dana mahal atau deposito yang justru berasal dari luar wilayah NTB.
/Bank NTB
/Bank NTB

Bisnis.com, JAKARTA -- Sumber terbesar penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) Bank NTB berasal dari dana mahal atau deposito yang justru berasal dari luar wilayah NTB.

Penghimpunan dana tersebut dilakukan Bank NTB agar mampu meningkatkan nilai kredit yang disalurkan. Hal ini dilakukan lantaran wilayah Nusa Tenggara Barat memiliki potensi loan to deposit ratio (LDR) hingga mencapai 125%. Selain itu, Mataram sebagai ibukota NTB diharapkan bisa menjadi pintu masuk atau entry poin dana dari ibukota.

Komari Subakir, Direktur Utama Bank NTB mengatakan pihaknya harus mengambil aliran dana deposito sebagian besar dari Jakarta dan Surabaya agar memiliki kecukupan dana guna penyaluran kredit meskipun bunga yang ditawarkan untuk deposan korporasi masih berada di atas bunga yang ditetapkan LPS.

"Hampir 70% dana deposito berasal dari Jakarta dan Surabaya karena di sanalah perputaran uang banyak terjadi," ujar Komari kepada Bisnis, Minggu (8/5).

Meskipun demikian, Komari yang sebelumnya pernah berkarier di Bank Mandiri ini menuturkan, pada akhir tahun lalu pihaknya melakukan pelepasan dana yang cukup besar dari deposito. Hal ini dilakukan sebagai salah satu strategi agar rasio cost of fund atau biaya dana tetap terjaga.

Komari melakukan strategi untuk melepaskan dana-dana deposito dengan tenor panjang dan mulai menggarap tenor pendek dengan bunga yang relatif lebih murah.

Melihat potensi penyaluran kredit yang cukup besar, Komari terus menggenjot penghimpunan DPK-nya. Meskipun Jakarta memiliki sumbangan besar terhadap DPK Bank NTB, Komari mengatakan Bank NTB belum memiliki cabang yang menangani wilayah Jakarta dan sekitarnya. Saat ini, kantor cabang yang berada di luar wilayah NTB baru tersedia di Jawa Timur, tepatnya di kota Surabaya.

Pada Maret 2016, Bank NTB berhasil menembus modal inti minimum sebesar Rp1 triliun. Modal ini sejalan dengan aturan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan terkait modal inti minimum yang dimiliki oleh perbankan.

"Per Maret (2016) sudah Rp1 triliun lebih hanya masih belum stabil karena masih terkait dengan laba. Modal inti itu kan salah satu komponennya laba tahun berjalan," papar Komari.

Berdasarkan laporan keuangan yang dikeluarkan Bank NTB per Maret 2016 (unaudited), tercatat pendapatan bunga yang diperoleh Bank NTB sebesar Rp216 miliar. Sedangkan laba bersih yang berhasil diraup sebesar Rp60 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper