Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan kontribusi bruto di industri asuransi syariah nasional diyakini masih mampu bertumbuh hingga kisaran 20% sepanjang semester II/ 2016 dengan ditopang sektor asuransi umum syariah.
Taufik Marjuniadi, Plt. Ketua Umum Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), menjelaskan asosiasi hingga saat ini baru memiliki data perkembangan industri per April 2016. Pada periode itu, pertumbuhan kontribusi bruto asuransi syariah mencapai 14,68%.
“Pertumbuhan ini ditopang dari asuransi umum syariah sebesar 66.67% dan asuransi jiwa syariah 5.67%,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (19/7/2016).
Melihat pertumbuhan per bulan, sambung Taufik, pihaknya berharap tahun ini asuransi syariah masih dapat bertumbuh hingga 20%. Salah satu Faktor yang mendukung target pertumbuhan industri asuransi berbasis syariah itu ialah sektor asuransi umum syariah. Sektor tersebut, ujarnya, mencatatkan pertumbuhan signifikan seiring meningkatkan industri pembiayaan berbasis syariah.
“Asuransi umum syariah didorong pertumbuhan di pembiayaan syariah.” Taufik mengatakan AASI berharap penetrasi asuransi syariah semakin tinggi dengan bertumbuhnya jumlah pelaku industri. Saat ini, sebutnya, terjadi peningkatan baik dari sisi inovasi produk maupun jumlah tenaga pemasar asuransi syariah.
Di samping itu, Taufik menyatakan pertumbuhan perbankan dan pembiayaan syariah terutama pada lini bisnis ritel juga akan berdampak bagi pemasaran produk asuransi syariah. Apalagi, dia menilai program literasi asuransi syariah yang didorong Otoritas Jasa Keuangan bersama pelaku industri sudah dilakukan secara kontinu dan menyeluruh kepada seluruh lapisan masyrakat.
“Dengan kondisi perekonomian nasional saat ini, kami mengharapkan paling tidak pertumbuhan asuransi syariah sampai 20% paling tidak dapat terjaga di semester kedua ini,” ujarnya. Otoritas Jasa Keuangan, dalam Ikhtisar data keuangan mengenai kinerja asuransi syariah per April 2016, mencatat pendapatan premi atau kontribusi bruto industri asuransi syariah mencapai Rp3,86 triliun atau tumbuh 14,82% (year-on-year/y-o-y).
Dari jumlah itu, asuransi jiwa syariah masih bersumbangsih paling dominan, yakni dengan kontribusi bruto senilai Rp3,03 triliun atau tumbuh 5,68% (y-o-y). Sektor asuransi umum dan reasuransi syariah masing-masing mencatatkan kontribusi bruto sebesar Rp702 miliar dan Rp126 miliar atau tumbuh 81,28% dan 19,18% (y-o-y).