Bisnis.com, JAKARTA - Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) PT Bank Yudha Bhakti Tbk. meningkat setelah aksi rights issue Mei 2016.
Direktur Utama Bank Yudha Bhakti Arifin Indra mengatakan pada Mei 2016, perseroan melaksanakan rights issue perdana setelah melantai di bursa sebanyak 1,509 miliar lembar saham untuk memperkuat permodalan.
Perseroan memperoleh dana senilai Rp188,63 miliar dari aksi tersebut yang keseluruhannya akan digunakan untuk mendukung modal kerja usaha. “Rasio kecukupan modal kami meningkat dari 15,87% menjadi 23,53%,” ujarnya di Jakarta, Kamis (28/7/2016).
Sepanjang paruh pertama tahun ini, penyaluran kredit emiten dengan kode saham BBYB ini tercatat sebesar 23,35% secara tahunan (year on year) dari Rp2,3 triliun menjadi Rp2,9 triliun.
Arifin menyatakan penyaluran pinjaman perseroan sepanjang semester I/2016 disokong oleh kredit konsumer, terutama kredit pensiun yang tumbuh 36,59% dibandingkan akhir tahun lalu (year to date) dari Rp1,49 triliun menjadi Rp1,73 triliun.
Terkait dengan kualitas kredit, di tengah perlambatan ekonomi, perseroan juga mengalami perburukan kualitas kredit yang ditandai dengan naiknya rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross dari 2,98% pada akhir 2015 menjadi 3,26%.
Hingga akhir tahun nanti, Arifin optimistis pihaknya dapat mencapai target laba sebelum pajak senilai Rp82,69 miliar dengan dukungan dana hasil rights issue dan keyakinan membaiknya ekonomi global, maupun nasional di semester II nanti.
Selain itu, perseroan juga akan melakukan beberapa langkah strategis, seperti pembukaan kantor cabang di Makassar, Balikpapan, dan Yogyakarta, penambahan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) sebanyak 17 unit, dan membuka layanan aktivitas baru berupa layanan pembayaran SPP online, SMS banking, dan peluncuran layanan prima kepada nasabah dengan dana simpanan minimal Rp500 juta.