Bisnis.com, JAKARTA - Terlalu menginginkan return tinggi tanpa berani menghadapi risikonya menjadi kebiasaan buruk masyarakat dalam berinvestasi. Hal inilah yang membuat kasus penipuan investasi bodong merajalela.
Senior VP Wealth Management & Insurance Product Head PT Bank CIMB Niaga Tbk. Vera Margaret mengatakan salah satu kesalahan yang paling sering ditemukan di masyarakat saat berinvestasi adalah takut menghadapi risiko. Sebaliknya, banyak calon investor yang menginginkan untung besar tanpa harus menghadapi risiko.
“Inilah kenapa investasi bodong banyak peminatnya karena mereka menawarkan keuntungan tinggi tanpa ada risiko,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (19/10/2016).
Vera menjelaskan sejatinya tidak ada produk investasi yang menawarkan keuntungan besar tetapi berisiko rendah. Salah satu portofolio yang memiliki return tinggi adalah saham.
Namun, jenis produk investasi ini juga memiliki risiko paling tinggi. Selain itu, saham juga harus ditempatkan sebagai investasi jangka panjang. “Setidaknya 5 tahun,” ujarnya.
Vera mengimbau jika ada yang menawarkan produk investasi dengan keuntungan cepat tetapi risikonya minim, masyarakat justru harus curiga. Pasalnya, kemungkinan besar ini adalah tawaran dari investasi bodong.
Selain memperhatikan jenis produk investasi, Vera juga menyarankan untuk memperhatikan reputasi perusahaan yang menawarkan investasi tersebut. Jika dicurigai bermasalah, sebaiknya tidak mengambil risiko.
Sebelum berinvestasi, sebaiknya dilakukan dengan belajar mengenal diri sendiri. Tipe kepribadian seperti konservatif, agresif, atau moderat akan menentukan jenis produk apa yang bisa dipilih. Jika bertipe konservatif sebaiknya pilihlah deposito. Sebalinya jika bertipe agresif, investasi saham bisa menjadi pilihan.