Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GEMPA ACEH: Kerugian Rp5 Triliun, AAUI Dorong Asuransi Bencana Nasional

Asosiasi Asuransi Umum Indonesia mendorong pemerintah mengembangkan skema asuransi bencana nasional seiring tingginya biaya pemulihan setelah bencana.
Warga menyaksikan Masjid JamIk Nur Abdullah yang ambruk akibat gempa di lintasan jalan nasional Desa Parue Keude, Kecamatan Bandar Baru Pidie Jaya, Propinsi Aceh, Rabu (7/12). /Antara
Warga menyaksikan Masjid JamIk Nur Abdullah yang ambruk akibat gempa di lintasan jalan nasional Desa Parue Keude, Kecamatan Bandar Baru Pidie Jaya, Propinsi Aceh, Rabu (7/12). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia mendorong pemerintah mengembangkan skema asuransi bencana nasional seiring tingginya biaya pemulihan setelah bencana.

Julian Noor, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menuturkan berdasarkan data base risiko gempa bumi dan modelling gempa bumi yang dimiliki PT Reasuransi Maipark Indonesia, estimasi kerugian di wilayah terdampak bencana di Aceh pekan lalu mencapai Rp5,16 triliun. Sedangkan objek yang diasuransikan hanya sebanyak 1.324 objek.

“Angka Rp5,16 triliun itu merupakan exposure maksimal berdasarkan estimasi teknis asuransi. AAUI menawarkan kepada pemerintah untuk mempertimbangkan mitigasi bencana menggunakan mekanisme asuransi. Dana cadangan bencana dapat dikonversi menjadi premi asuransi,” kata Julian di Jakarta, Selasa (13/12/2016).

Dengan skema asuransi bencana nasional, maka akan meningkatkan kemampuan negara dalam membantu secara financial korban dan kerusakan akibat bencana. Selain itu, dengan skema asuransi bencana maka keuangan pemerintah akan lebih stabil ketika terjadi bencana skala besar.

Sementa dari objek yang diasuransikan, sebagian besar berupa bangunan(56%). Sedangkan selebihnya mesin-mesin (17%), stok (11%) dan lainnya (16%). Dengan modeling ini, kata Julian, terlihat kerugian ekonomi (economic loss) dibandingkan estimasi yang akan dibayar oleh asuransi kerugian masih terpaut jauh. Perusahaan asuransi hanya membayar sangat kecil kerugian yang timbul.

“Yang mana mengartikan bahwa mitigasi risiko melalui Asuransi belumlah besar. Oleh karena itu harus bisa diwujudkan skema asuransi bencana alam nasional sehingga perlindungan kepada masyarakat lebih luas,” katanya.

Untuk skema ini AAUI, kata dia, menawarkan model public private partnership (PPP) antara pemerintah dengan swasta. Model ini diyakini dapat mempercepat pemulihan. Apalagi saat ini di Indonesia telah ada Maipark yakni perusahaan reasuransi yang bergerak di bidang reasuransi bencana alam.

Dia juga mengingatkan untuk masyarakat yang yang berada di daerah bencana agar mempertimbangkan asuransi sebagai pilihan mitigasi risiko bencana. Juga dibutuhkan kesiapan pendidikan dan pelatihan kebencanaan.

Tindakan ini perlu agar masyarakat tahu apa yang harus dilakukan ketika bencana datang. Selain itu masyarakat di daerah rawan perlu peningkatan kualitas bangunan tahan gempa untuk dapat meminimalkan risiko kerugian yang mungkin timbul.

PENGUNGSI BERTAMBAH

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga hari keenam (12/12) masa tanggap darurat gempa bumi 6,5 skala richter di Aceh, jumlah korban meninggal mencapai 101 orang. Sedangkan 666 orang lainnya dilaporkan menderita luka-luka. Dari jumlah ini 134 orang mengalami luka berat dan 532 orang lainnya luka ringan.

Sementara jumlah pengungsi mencapai 83.838 orang yang tersebar di 124 titik. Pengungsi tersebut berasal dari Pidie Jaya sebanyak 82.122 orang yang ditampung di 120 titik serta 1.716 orang di 4 titik di Kabupaten Bireuen.

Selain itu kerusakan yang dilaporkan sementara meliputi rumah 11.668 unit, masjid 61 unit, meunasah (tempat pertemuan di desa Aceh) 94 unit, ruko 161 unit, kantor pemerintahan 10 unit, fasilitas pendidikan 16 unit, dan lainnya. “Pendataan detil masih terus dilakukan oleh petugas di lapangan,” kata Sutopo Purwo Nugroho,Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper