Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BANJIR BIMA: Jasindo Belum Terima Klaim Asuransi Tani

PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau Jasindo menyatakan belum mendapat laporan terkait permohonan klaim atas sawah yang mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang rusak akibat banjir bandang yang melanda Bima beberapa waktu lalu.
Petugas dinas PU bersama warga bergotong-royong membersihkan sampah yang menumpuk di kolong jembatan Raba Salo, Kelurahan Penaraga, Kecamatan Raba, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, Senin (26/12)./Antara
Petugas dinas PU bersama warga bergotong-royong membersihkan sampah yang menumpuk di kolong jembatan Raba Salo, Kelurahan Penaraga, Kecamatan Raba, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, Senin (26/12)./Antara

Bisnis.com, MATARAM - PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau Jasindo menyatakan belum mendapat laporan terkait permohonan klaim atas sawah yang mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang rusak akibat banjir bandang yang melanda Bima beberapa waktu lalu.

Technical and Marketing Jasindo Mataram Ahmad Azmi mengatakan untuk Kota Bima dan Kabupaten Bima ada 1200 hektar lahan di wilayah Kabupaten Bima dan Kota Bima masih ditanami tanaman lain selain padi, seperti jagung dan bawang.

"Belum ada klaim akibat banjir bandang untuk program AUTP. Berdasarkan laporan dari dinas terkait, padi baru akan ditanam pada Januari hingga Februari ini. Sebelumnya masih tanam yang lain seperti bawang dan jagung," ujar Azmi kepada Bisnis saat ditemui di Kantornya, Jumat (6/1/2016).

AUTP merupakan program pemerintah untuk meminimalkan dampak negatif dan risiko yang diterima para petani padi yang berdampak pada gagal panen sebagai akibat dari perubahan iklim dan gangguan serangan hama.

Azmi menyebut, respons masyarakat untuk program AUTP di wilayah NTB tergolong baik. Hanya saja, kendala yang dihadapi adalah sosialisasi dan pemahaman tentang asuransi kepada para petani yang masih tergolong rendah.

"Sudah cukup baik, hanya saja perlu ada arahan dari dinas terkait agar masyarakat menjadi yakin dengan program ini. Karena ini merupakan program pemerintah, dan kebanyakan masyarakat mengira ini adalah program bisnis," ujar Azmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper