Bisnis.com, JAKARTA - Korporasi beton, PT Waskita Beton Precast Tbk., memperkirakan utang bank jangka panjang dapat mencapai Rp5,7 triliun pada 2017 atau meningkat lebih dari tiga kali lipat dibandingkan dengan Rp1,44 triliun pada 2016.
Manajemen perusahaan menyatakan peningkatan utang bank jangka panjang itu tidak terlepas dari kebutuhan pendanaan operasional pada 2017.
“Terlebih skema pengadaan precast dan readymix untuk beberapa proyek di tahun 2017 diperkirakan akan menggunakan skema turnkey yang tentunya akan membutuhkan pendanaan besar selama masa penyelesaian proyek-proyek tersebut,” papar manajemen dalam laporan tahunan yang terbit pada Selasa (21/2).
Dengan perkiraan peningkatan utang bank jangka panjang pada 2017, emiten berkode saham WSBP itu juga memperkirakan peningkatan liabilitas menjadi Rp9,28 triliun pada tahun ini atau meningkat 42% dibandingkan dengan Rp6,32 triliun pada 2016.
Perkiraan liabilitas itu terdiri dari liabilitas jangka pendek yang diperkirakan mencapai Rp4,04 triliun dan liabilitas jangka panjang yang diperkirakan Rp5,24 triliun pada 2017. Liabilitas jangka pendek menurun dan liabilitas jangka panjang meningkat dibandingkan dengan realisasi 2016.
Sebagai gambaran, utang bank jangka panjang Waskita Beton Precast sebesar Rp1,44 triliun atau sekitar 22,89% dari liabilitas pada 2016. Pada 2015, utang bank jangka panjang sebesar Rp459,25 miliar atau sekitar 15,3% dari liabilitas.
Utang bank jangka panjang pada 2016 itu terdiri dari fasilitas kredit sindikasi dengan tingkat suku bunga per tahun sebesar 9,25%-10% atau lebih rendah dibandingkan dengan suku bunga sebesar 10,25% per tahun pada 2015.
Salah satu pinjaman yang diperoleh Waskita Beton Precast adalah utang bank sindikasi dari 2 bank BUMN, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., untuk keperluan proyek jalan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu tahap I senilai Rp1,7 triliun.
Jangka waktu pinjaman tersebut berlaku sejak 30 Oktober 2015 sampai 10 Agustus 2018 dimana masing-masing bank memberikan pinjaman sebesar Rp852,86 miliar.
Selain liabilitas, posisi ekuitas perseroan juga diproyeksikan akan menjadi Rp8,43 triliun pada 2017 atau meningkat 13,76% dibandingkan dengan Rp7,41 triliun pada 2016. Pada 2015, ekuitas perusahaan Rp1,33 triliun, kemudian meningkat drastic karena Waskita Beton melakukan IPO pada 2016.
“Struktur permodalan perseroan di tahun 2017 juga ditargetkan mengalami peningkatan seiring dengan perkiraan tingginya ativitas operasi perseroan untuk mencapai target yang telah ditetapkan,” papar manajemen.
Di sisi aset, perusahaan menargetkan total aset dapat mencapai Rp17,72 triliun pada 2017 atau meningkat 32,53% dibandingkan dengan Rp13,73 triliun pada 2016. Pada 2017, aset itu berasal dari aset lancar yang diperkirakan sebesar Rp14,27 triliun dan aset tidak lancar senilai Rp3,43 triliun.