Bisnis.com,JAKARTA - Sepanjang 2016, PT Adira Dinamika Multifinance membukukan laba bersih sebesar Rp1 triliun atau tumbuh sekitar 50% jika dibandingkan laba bersih pada tahun sebelumnya yaitu Rp665 miliar.
Direktur Keuangan PT Adira Dinamika Multifinance (Adira Finance) I Made Dewa Susila mengatakan peningkatan laba pada tahun lalu didorong oleh perbaikan dari sisi biaya dana (cost of fund) dan biaya kredit (cost of credit).
“Upaya diversifikasi sumber pendanaan berhasil menurunkan beban bunga sekitar 12% yaitu dari Rp5,2 triliun pada 2015, menjadi Rp4,6 triliun pada 2016,” kata Made disela paparan kinerja Adira Finance tahun 2016, Kamis (2/3/2017).
Selain itu, dia menuturkan pada tahun lalu pihaknya juga berhasil menekan biaya kredit hingga turun 9% menjadi Rp1,4 triliun yang didorong oleh upaya pemantauan dan pengelolaan risiko yang menyeluruh dan berhati-hati.
Sepanjang 2016, perseroan menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp30,9 triliun atau naik sekitar 1,3% jika dibandingkan realisasi pembiayaan pada 2015 yang mencapai Rp30,5 triliun.
Made mengungkapkan, pembiayaan pada tahun lalu hanya tumbuh di kisaran 1% karena dipengaruhi oleh pelemahan daya beli masyarakat dan lesunya penjualan otomotif. Kendati demikian, pihaknya mampu untuk mempertahankan gross rasio kredit bermasalah atau non performing financing(NPF) pada kisaran 1,56% atau menurun jika dibandingkan gross NPF pada periode sebelumnya yang mencapai 1,72%.
Berdasarkan penjelasannya dari total pembiayaan sebesar Rp30,9 triliun , segmen sepeda motor berkontribusi sebesar 56% atau mencapai sekitar Rp17,2 triliun. Selanjutnya, diikuti oleh pembiayaan mobil sebesar 42% atau setara Rp13 triliun, sedangkan sisanya berasal dari pembiayan peralatan rumah tangga (durables) sebesar Rp705 miliar.
Untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan di tahun lalu, Made mengatakan sebagian besar pendanaan dipenuhi dari pinjaman perbankan. Dari total pendanaan Rp20,2 triliun, kontribusi pinjaman bank mencapai 57% atau setara Rp11,6 triliun, sedangkan sisanya didukung oleh penerbitan obligasi dan sukuk.
Sepanjang 2016, perseroan menerbitkan obligasi Rp2,8 triliun, melalui penawaran umum berkelanjutan (PUB) III tahap III dan IV. Selain itu, Adira Finance juga menerbitkan sukuk sebesar Rp86 miliar melalui sukuk mudharabah berkelanjutan II tahap II.
Presiden Direktur Adira Finance Willy S. Dharma mengatakan sepanjang 2017 pihaknya menargetkan pembiayaan bertumbuh di kisaran 5—10% jika dibandingkan capaian tahun lalu. Kendati demikian, dia mengungkapkan target tersebut dapat sewaktu-waktu berubah disesuaikan dengan kondisi pasar.
“Untuk mencapai pertumbuhan di tahun ini, kami akan meningkatkan kemitraan dengan mitra diler, serta melakukan inovasi produk,” ujarnya.