Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akuisisi Newmont, Medco Tarik Semua Fasilitas Pinjaman di Bank Mandiri

Kucuran kredit yang disalurkan oleh PT Bank Mandiri Tbk. ke PT Medco Energi Internasional Tbk untuk mengakuisi PT Newmont Nusa Tenggara mengalir deras. Komitmen pinjaman senilai US$360 juta yang ditandatangani pada Juli 2016 saat ini telah seluruhnya ditarik.

Bisnis.com, JAKARTA - Kucuran kredit yang disalurkan oleh PT Bank Mandiri Tbk. ke PT Medco Energi Internasional Tbk untuk mengakuisi PT Newmont Nusa Tenggara mengalir deras. Komitmen pinjaman senilai US$360 juta yang ditandatangani pada Juli 2016 saat ini telah seluruhnya ditarik.

SEVP Corporate Banking Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan, Medco telah menarik seluruh fasilitas pinjaman yang diberikan untuk kebutuhan mengakuisisi perusahaan tambang itu melalui PT Amman Mineral Internasional. “Sudah ditarik full,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (28/3).

Emiten perbankan berkode saham BMRI tersebut menilai prospek bisnis Newmont tergolong baik karena tambang Batu Hijau memiliki cadangan emas dan tembaga yang besar.

Selain mengucurkan pinjaman untuk kebutuhan akuisisi perusahaan tambang di Provinsi Nusa Tenggara Barat itu, Bank Mandiri juga menyalurkan kredit kepada Medco untuk beberapa proyek lain. “Ada, tapi saya tidak ingat angkanya,” ujarnya.

Dalam aksi korporasi mengakuisisi Newmont, Medco membutuhkan dana senilai total US$2,6 miliar. Selain mendapatkan pinjaman dari dari Bank Mandiri, perseroan juga mendapatkan kredit dari sejumlah bank lain yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) senilai US$240 juta dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) senilai US$150 juta.

Pada kesempatan sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan potensi penyaluran kredit korporasi pada tahun ini masih cukup baik untuk sejumlah sektor terpilih. Di antara sektor yang dinilai aman untuk kredit korporasi adalah perkebunan kelapa sawit, infrastruktur, manufaktur, dan mineral.

“Kami yakin sawit dan mineral seperti copper [tembaga] akan membaik, karena ekonomi dunia membaik, consumer demand juga membaik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper