Bisnis.com, MANADO -- PT Bank Pembangunan Sulawesi Utara & Gorontalo atau Bank Sulutgo mencetak perolehan laba bersih sebanyak Rp82,72 miliar per Maret 2017 atau turun 2,46% secara tahunan.
Laporan keuangan perseroan menunjukkan, laba bersih Bank Sulutgo ditunjang oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 8% menjadi Rp258,24 miliar.
Kendati pendapatan bunga bersih meningkat, laba bersih tergerus karena Bank Sulutgo meningkatkan alokasi pencadangan secara signifikan.
Jeffry A.M Dendeng, Direktur Utama Bank Sulutgo mengatakan mulai tahun ini perseroan memang mengalokasikan cadangan lebih besar di awal tahun agar di akhir tahun perseroan tidak menanggung beban pencadangan yang besar.
"Kami alokasikan secara bertahap mulai Januari agar jangan sampai di akhir tahu nanti menjadi besar sekali," jelasnya kepada Bisnis.com, Kamis (27/4/2017).
Per Maret 2017, beban kerugian penurunan nilai aset kredit mencapai Rp19,22 miliar, naik dari posisi Maret 2016 yang hanya mencapai Rp1,38 miliar.
Secara umum, kualitas penyaluran kredit Bank Sulutgo terbilang sehat. Pasalnya rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) tercatat di bawah 1%.
Total outstanding kredit Bank Sulutgo per Maret 2017 mencapai Rp9,15 triliun atau tumbuh 3% dalam tiga bulan pertama 2017.
Jeffry mengatakan penyaluran kredit di kuartal I/2017 masih rendah sejalan dengan siklus permintaan kredit yang belum menggeliat.
Namun, penyaluran kredit mulai menanjak sejak April 2017 dan diharapkan terus melaju hingga akhir tahun nanti bertumbuh 10%.
Secara khusus, penyaluran kredit Bank Sulutgo kini diarahkan ke beberapa sektor baru seperti usaha kecil menengah (UMKM) dan perumahan.
Pasalnya, penyaluran kredit Bank SulutGO hingga 2016 masih didominasi sektor konsumsi dengan porsi hingga 94%.
Jeffry menuturkan, tahun ini Bank SulutGo menargetkan porsi kredit produktif bisa berada di kisaran 10%-12%.
Untuk itu, perseroan bakal menggenjot penyaluran kredit produktif lewat sentra kredit yang sudah ada.