Bisnis.com, JAKARTA—Bank Indonesia mencatat adanya perlambatan pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit investasi per Mei 2017 dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Berdasarkan data Analisisi Uang Beredar Bank Indonesia disampaikan kredit modal kerja (KMK) tumbuh 8,5% (year on year) menjadi Rp2.050,6 triliun. Persentase ini melambat dibandingkan perolehan pada April yang mencapai pertumbuhan 10% (yoy).
Sementara itu, kredit investasi (KI) mengalami perlambatan pertumbuhan dari 8% (yoy) per April menjadi 7,9% (yoy) per Mei tahun ini. Dengan kenaikan 7,9% maka total KI yang disalurkan tercatat Rp1.117,7 triliun.
Kendatipun secara angka tercatat adanya perlambatan pertumbuhan tetapi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meyakini kredit investasi prospektif sampai bulan-bulan mendatang. OJK menilai, belakangan ini justru KI yang tumbuh lebih bergeliat dibandingkan KMK.
“Modal kerja tetap jalan tetap pertumbuhan kredit investasi masih lebih tinggi,” ucap Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad, di Jakarta, Selasa (4/7/2017).
Total penyaluran kredit oleh perbankan sampai dengan Mei tahun ini tumbuh 8,6% (yoy) menjadi Rp4.453,3 triliun. Analisis Uang beredar BI menyatakan, pertumbuhan ini mengalami perlambatan dibandingkan bulan sebelumnya 9,4% (yoy).
Sementara terkait penghimpunan dana Muliaman menyatakan, antara sumber dana konvesional dan nonkonvensional alias yang bersumber dari pasar modal ke depan akan beriringan. Perbankan semakin banyak yang tidak hanya mengandalkan sumber dana dari pihak ketiga tetapi juga mencari sumber nonkonvensional seperti menerbitkan obligasi.