Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 15,4% menjadi Rp412,18 triliun selama semester I/2017 yang mayoritas disumbang oleh sektor business banking dari semua segmen baik dari debitur korporasi, debitur usaha menengah dan debitur usaha kecil.
Direktur Keuangan dan Risiko Kredit PT Bank Negara Indonesia Rico Rizal Budidarmo menyatakan penyumbang utama kenaikan kredit BNI adalah pembiayaan ke BUMN, terutama infrastruktur.
"Kontributor utama, hampir 20%-25%, dari BUMN khususnya yang berkaitan dengan infrasruktur," katanya di Jakarta, Rabu (12/7/2017).
Baca Juga
Kredit tersalurkan pada proyek infrastruktur terfokus pada proyek jalan tol di Pulau Jawa yang dilaksanakan oleh badan-badan usaha milik negara di bidang infrastruktur dan konstruksi.
Dalam laporan paparan kinerja BNI disebutkan kredit korporasi mencapai Rp87,79 triliun tumbuh 13% secara yoy. Kredit korporasi terdiri dari pembiayaan untuk proyek jalan tol sebesar Rp24,64 triliun (28%), proyek pembangkit listrik sebesar Rp24,14 triliun (28%), transporasi Rp18,01 triliun (20%), minyak dan gas Rp12,18 triliun (14%), dan telekomunikasi Rp8,83 triliun (10%).
"Pada semester II, kami perkirakan permintaan dari BUMN masih signifikan khususnya dari infrastruktur," katanya.