Bisnis.com, JAKARTA - Standard Chartered Bank Indonesia terus meningkatkan penetrasi penerapan teknologi digital dalam semua segmen bisnisnya, yakni korporasi, konsumer dan ritel.
Head of Digital Banking Standard Chartered Bank Indonesia Andrey Mongi menyatakan kontribusi transaksi perbankan berbasis digital meningkat pesat dalam lima tahun, terutama untuk segmen bisnis ritel.
"Lima tahun lalu cuma di bawah 5%, tetapi dalam tiga tahun terakhir meningkat pesat. Misalnya untuk segmen bisnis kredit tanpa agunan, kontribusi dari transaksi online mencapai 30%-40% dari keseluruhan. Efeknya luar biasa khususnya untuk pertumbuhan bisnis KTA," katanya saat ditemui di Jakarta, Selasa (18/7/2017).
Dia menuturkan, penerapan teknologi digital untuk ritel dilakukan dalam beberapa platform, mulai dari ATM, sms banking, mobile banking, online banking. Menurutnya, misi utama adopsi teknologi tersebut yakni untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan nasabah dalam bertransaksi.
"Prinsip dasar dalam development ini yakni bagaimana nasabah dapat lebih nyaman, transaksinya tidak susah dan mudah dipakai tetapi dengan mengutamakan keamanan. Kami bank pertama yang meluncurkan aplikasi di mana nasabah bisa log in dengan finger print," katanya.
Michael Sugirin, Managing Director & Country Head Transaction Banking Standard Chartered Bank Indonesia, menambahkan penetrasi teknologi digital juga kian mendalam pada transaction banking.
Beberapa inovasi dalam dunia teknologi digital yang dilakukan Standard Chartered antara lain dengan meluncurkan Straight2Bank Wallet, yakni layanan mobile pertama untuk klien korporate di Indonesia. Dengan layanan ini, klien dapat melakukan pembayaran non-tunai kepada penerima yang mempunyai rekening bank ataupun tidak. Adapun, dana akan diterima secara elektronik melalui dompet elektronik "Dompetku" dari Indosat.
"Layanan ini dapat menggantikan pembayaran tunai yang berisiko tinggi dengan menggunakan sistem penbayaran digital yang efisien dan aman. Layanan ini menguntungkan dari sisi efisiensu rekonsiliasi dan juga mengurangi risiko penipuan dan pencurian yang terkait pembayaran tunai," ujarnya.
Slamet Riyoso, Chief Information Officer Standard Chartered Bank Indonesia, menyatakan teknologi mampu membantu mentransformasi interaksi antara bank dengan pemangku kepentingan, termasuk klien dan nasabah.
Oleh karena itu, pihaknya terus berinovasi memanfaatkan teknologi dalam memberikan layanan terbaik. Menurutnya, perkembangan teknologi yang begitu pesat di Indonesia secara perlahan namun pasti mulai mendorong transformasi digital di sektor keuangan, termasuk perbankan.
Perseroan juga menyiapkan anggaran khusus untuk pengembangan teknologi digital, baik untuk internal maupun eksternal yang berkaitan langsung dengan konsumen akhir. Sayangnya, Slamet enggan mengungkapkan secara rinci anggaran yang disiapkan untuk pengembangan tersebut.
"Kami selalu berkomitmen untuk berinvestasi, nilainya berubah dari tahun ke tahun tergantung kebutuhan dan kemampuan bank. Selain itu investasi ada juga yang datang dari grup tetapi tidak bisa disampaikan nilainya," katanya.