Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah pusat India meminta pemerintah negara bagiannya untuk mendirikan perusahaan asuransi sendiri untuk membuat implementasi skema asuransi tanaman, Pradhan Mantri Fasal Bima Yojna (PMFBY), menjadi lebih baik.
Dikutip dari Asian Insurance Review, Minggu (23/7/2017), minggu ini Menteri Pertanian India Radha Mohan Singh mengatakan ada persoalan dalam pengimplementasian program pemerintah mengenai skema asuransi pertanian yang diluncurkan pada 2016 tersebut. Sejumlah negara bagian merasa terbebani dengan jumlah premi yang dinilai terlalu banyak.
“Jadi kami meminta mereka untuk membentuk perusahaan mereka sendiri. Bentuklah perusahaan dan biarlah ada persaingan,” ujar Singh.
PMFBY ditujukan untuk memperluas cakupan asuransi pertanian. Petani membayar 1,5% dari premi untuk tanaman musim dingin, 2% untuk tanaman musiman, dan 5% untuk tanaman komersial. Pemerintah pusat dan negara bagian membayar jumlah yang sama dari premi yang tersisa. Saat ini, beberapa perusahaan asuransi milik pemerintah dan swasta menawarkan PMFBY di sejumlah negara bagian.
Sebagai indikasi beban skema pada kas umum, pada tahun buku yang berakhir pada bulan Maret 2017, pemerintah pusat secara drastis harus meningkatkan subsidi untuk menjalankan PMFBY dari perkiraan semula sebesar INR55 miliar (US$ 854 juta) menjadi INR132.4 miliar.
Asuransi tanaman telah muncul sebagai lini bisnis terbesar ketiga setelah asuransi kendaraan bermotor dan asuransi kesehatan di India menyusul penerapan PMFBY.
Baca Juga