Bisnis.com, PADANG - Bank Nagari alias PT BPD Sumatra Barat bakal mengajukan tambahan alokasi kredit usaha rakyat (KUR) kepada pemerintah, mengingat penyaluran tahun ini sudah hampir tuntas.
Direktur Utama Bank Nagari Dedy Ihsan mengatakan dari alokasi KUR Rp300 miliar yang diberikan kepada perseroan, sebanyak Rp200 miliar lebih sudah tersalurkan di semester pertama tahun ini.
“Sudah lebih dari Rp200 miliar yang kami salurkan. Perkiraannya, sekitar Agustus–September selesai. Kami akan ajukan tambahan alokasi [KUR] lagi,” katanya kepada Bisnis, Selasa (25/7/2017).
Dia menyebutkan minat masyarakat untuk mendapatkan pinjaman modal usaha dengan bunga lebih rendah besar sekali. Karena, umumnya pelaku usaha mikro dan kecil kesulitan modal untuk mengembangkan usahanya.
Kehadiran KUR dengan bunga di bawah dua digit atau hanya 9%, jelas sangat membantu meringankan beban pelaku usaha. Dedy mengungkapkan KUR bank milik pemda Sumbar itu disalurkan ke sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Apalagi, sektor pertanian dianggap masih minim sentuhan perbankan, sehingga diperlukan keterlibatan lebih jauh industri keuangan untuk meningkatkan pembiayaan ke petani dan nelayan.
Sementara itu, manajemen Bank Nagari menargetkan kinerja perseroan tumbuh 9% di semester kedua tahun ini, meski ekonomi sedang lesu. “Kami perkirakan masih bisa tumbuh 9%. Memang harus kerja keras, karena industri juga lagi lesu,” ujar Dedy.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumbar Indra Yuheri meminta perbankan meningkatkan alokasi penyaluran kredit, terutama KUR kepada petani dan nelayan untuk mendongkrak pembiayaan ke sektor pangan.
“Lewat program AKSI [akselerasi, inkulsi, dan sinergi] pangan, sudah ada kesepakatan dengan perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit ke sektor pangan,” katanya.
Untuk Sumbar, misalnya, jumlah kredit yang disalurkan ke sektor pertanian sepanjang tahun lalu mengalami perlambatan 5,3%. Angka itu jauh lebih rendah dari pertumbuhan pada tahun sebelumnya yang mencapai 15,3%.
Sedangkan, total penyaluran kredit ke sektor pertanian baru berkisar Rp4,76 triliun dengan porsi sektor itu terhadap total penyaluran kredit di Sumbar mencapai 17%.