Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank UOB Indonesia menyiapkan sedikitnya 70 penasihat nasabah atau client advisor guna menjalankan program Smart Risk Approach to Managing Your Wealth.
Wakil Presiden Direktur UOB Indonesia Iwan Satawidinata mengatakan, Smart Risk merupakan landasan bagi penasihat nasabah kelas atas perseroan dalam menjalankan tugas mereka, yakni membantu mengelola keuangan sesuai dengan gaya dan pilihan hidup kustomer.
“Setiap nasabah akan didampingi UOB Privilege Client Advisor dan mendapatkan akses informasi terkait risiko supaya mereka lebih paham sebelum membicarakan imbal hasil,” tutur Iwan, di Jakarta, Selasa (12/9/2017).
Smart Risk tersebut diluncurkan UOB Indonesia berangkat dari hasil telaah terhadap keinginan nasabah kelas atas yang dimiliki perseroan. Hasilnya menyatakan, lazimnya kustomer menginginkan pemaparan soal risiko investasi sebelum membicarakan imbal hasilnya.
Iwan menjelaskan, ada tiga pilar utama dalam pelayanan UOB Privilge Banking, yaitu saran atau nasihat, lalu solusi, dan kemudahan akses. Melalui program Smart Risk dipastikan bahwa ketiga pilar ini diimplementasikan dengan tepat sesuai kebutuhan dan keinginan nasabah.
Deposit Investment Insurace Sales and Distribution Head UOB Indonesia Victor Teja menuturkan, kini perseroan punya 15 kantor cabang Privilege Banking tersebar di Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung, dan Semarang.
Baca Juga
UOB Indonesia berupaya untuk semakin mendekatkan diri kepada nasabah terutama privilege customer. Oleh karena itu, perseroan akan terus menambah jumlah kantor cabang Privilege Banking-nya. UON juga berupaya meningkatkan kepercayaan nasabah sehinga diluncurkan Smart Risk agar hubungan dengan mereka lebih transparan.
“Penasihat nasabah bertugas kasih nasihat jangka panjang untuk investasi nasabah, karena investasi jangka panjang risikonya bisa diproyeksikan,” ucap Victor.
Nasabah kelas atas UOB Indonesia adalah yang memiliki simpanan di atas Rp1 miliar. Porsi mereka terhadap total jumlah nasabah sekkitar 10% - 12% dengan total dana kelolaan di sisi consumer banking senilai Rp27 triliun.
Apa yang kami lakukan saat ini kalau disiapkan dng baik siatnya boleh dikatakan jangka panjang, kesinambungan itu sangat penting. Saya g mau 10-15% jadi sekian persen, yang pentin sustain. Ini bukan baru tapi penekanannya dari risiko dan transparansi sangat penting.
Banyak di pasar miselling. Jadi kita tetap mau build satu budaya yang benar-benar sangat disiplin.
Balik di profil nasabah masing-masing, ada yang risk tolerancenya tinggi sehingga lebih agresif. Pembicaraan ini dng nasabah CA pertama adl ada pembicaraan dng nasabah.