Bisnis.com, JAKARTA—Likuiditas Bank Pembangunan Daerah atau BPD yang terlalu longgar dinilai bukan hanya terpengaruh faktor musiman seperti Idul Fitri melainkan pula terdapat masalah intermediasi pada internal bank.
“Selama ini ada masalah intermediasi pada tubuh BPD,” kata Ekonom SKHA Institute Eric Sugandi kepada Bisnis, Kamis (14/9/2017).
Dia menjelaskan, porsi penempatan dana BPD di securities dan interbank cukup signifikan, walau porsi kredit kepada pihak ketiga memang lebih besar. Dengan kata lain, memang bank daerah kurang optimal dalam menyalurkan kredit karena penempatan dana di bank-bank lain dan securities.
“Ada masalah mindset juga di BPD yang menderung risk averse. Lebih aman penempatan di SBN dan interbank daripada salurkan lebih banyak kredit kepada pihak ketiga yang ada risiko default,” ujar Eric.
Likuiditas bank pembangunan daerah sampai dengan medio 2017 terlalu longgar. Selain karena perlambatan kinerja penyaluran kredit terpengaruh Idul Fitri, juga ada faktor fungsi intermediasi bank yang belum optimal.
Pelonggaran tersebut tampak dari loan to deposit ratio (LDR) BPD per Juni tahun ini di level 75,69%, turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 80,37%. Data ini dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Statistik Perbankan Indonesia (SPI).