Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Reksa Dana untuk Pemula, Ada Cara Praktis hingga Cara Baca Fact Sheet

Fact sheet adalah suatu lembar informasi mengenai kebijakan investasi dalam mengelola reksa dana yang dilakukan oleh manajer investasi serta menampilkan kinerja sebuah reksa dana dalam suatu rentang waktu. Umumnya rentang waktu ditampilkan sejak reksa dana itu terbit.
Investor mendapat penjelasan produk reksa dana yang digelar dalam pesta reksa dana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Sabtu (27/01/2016). /Bisnis.com
Investor mendapat penjelasan produk reksa dana yang digelar dalam pesta reksa dana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Sabtu (27/01/2016). /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Generasi muda saat ini mulai melek investasi guna meyiapkan masa depan yang lebih baik.

Callistasia Wijaya salah satunya. Perempuan berusia 25 tahun ini mengaku memilih investasi reksa dana untuk mempersiapkan masa depan.

Dia mengatakan, alasan investasi karena ingin membeli rumah sendiri dalam jangka panjang. “Harapannya 5 tahun ke depan dapat merealisasikan beli rumah,” katanya kepada Bisnis.

Dia menjelaskan, baru sekitar Oktober tahu lalu atau 4 bulan membeli reksa dana yang terbagi mejadi tiga, yakni di pasar uang, saham, dan pendapatan tetap.

“Paling besar untungnya di saham. Kalau pendapatan tetap prestasinya paling bagus tahun lalu,” jelasnya.

Callista mengatakan, memulai investasi reksa dana melalui aplikasi Bareksa. Dia dibantu untuk memilih salah satu sekuritas yakni Sucorinvest. Untuk pembukaan investasi, dia meyetor uang Rp1 juta.

“Lalu coba cek portofolio saham yang dibeli. Terus lihat saham apa saja yang di-manage sama manager investasi. Pelan-pelan,” katanya.

Perencana keuangan OneShildt Budi Rahardjo memiliki saran kepada investor pemula. Sebelum terjun, katanya, mereka harus pahami dahulu apa itu reksa dana dan apa saja jenis-jenis reksa dana yang tersedia.

Pasalnya, bayak investor pemula yang ingin membeli reksa dana tapi setelah digali lebih lanjut ternyata banyak yang belum memahami  jenis-jenisnya.

Jenis Reksa Dana

Secara umum, reksa dana terbagi menjadi empat kelompok yaitu berdasar potensi keuntungan dan risikonya, baik dari rendah hingga tertinggi.

Jenis reksa dana dari potensi keuntungan rendah ke tinggi dan juga berisiko tinggi adalah reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham.

Profil Risiko

Saran kedua adalah mengenali profil risiko yang dimiliki investor dalam berinvestasi.

Artinya, investor harus menyesuaikan kemampuan sebelum memilih jenis reksa dana. Mereka perlu mengecek kembali kesiapan dalam berinvestasi karena investasi mengandung risiko.

Fact sheet

Fact sheet adalah suatu lembar informasi mengenai kebijakan investasi dalam mengelola reksa dana yang dilakukan oleh manajer investasi serta menampilkan kinerja sebuah reksa dana dalam suatu rentang waktu. Umumnya rentang waktu ditampilkan sejak reksa dana itu terbit.

Investor dapat meminta agen penjual untuk menjelaskan cara membaca fact sheet tersebut. Sebuah reksa dana yang baik memberikan hasil di atas kinerja indeks acuannya.

Parameter Memilih Reksa Dana

Ada beberapa parameter memilih suatu reksa dana yang bagus. Pertama, adalah nilai dana kelolaan dari perusahaan manajer investasi yang menerbitkan reksa dana.

Perusahaan yang mengelola dana kelolaan dalam jumlah besar menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut.  

Kedua adalah memperhatikan kinerja dari reksa dana yang dipilih, biasanya untuk melihat kinerja reksa dana akan dibandingkan dengan indeks acuan yang ada di dalam fact sheet reksa dana.

Ketiga, memperhatikan konsistensi reksa dana apakah menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang. Jika berencana menggunakan reksa dana untuk mencapai suatu tujuan keuangan, perlu memperhatikan konsistensi ini.

Semakin konsisten reksa dana tersebut memberikan keuntungan, maka keberhasilan juga semakin besar.

Keempat, dalam investasi ada istilah trading. Trading menunjukan sikap aktif dalam mengelola investasi. Investor membutuhkan elemen-elemen penting seperti ilmu, pengalaman, dan waktu untuk melakukan analisis dan membuat keputusan investasi.

Apabila salah satu elemen tidak terpenuhi, sebaiknya seseorang dapat mempercayakan pengelolaan kepada manajer investasi.

Kelima, melakukan top up. Tujuan top up dalam berinvestasi adalah untuk meningkatkan modal atau membeli suatu investasi karena harganya sedang murah.

Meningkatkan modal untuk tujuan jangka panjang seperti hari tua, maka top up dapat dilakukan kapan saja dan dilakukan secara reguler. Apabila top up dilakukan karena mengambil kesempatan karena harga murah, maka perlu keahlian lebih lanjut sebelum top up, sehingga membutuhkan manajer investasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper