Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan dana pihak ketiga berdenominasi valuta asing berpotensi membaik pada 2018.
Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Anton Gunawan mengatakan, perkembangan kinerja penghimpunan DPK valas erat kaitannya dengan pergerakan kurs mata uang asing. Apabila tahun ini kurs membaik akan merangsang permintaan kredit sehingga penghimpunan dana juga lebih banyak.
“Kalau dalam kaitan dengan kredit maka seperti kredit valas itu yang terpenting sebenarnya lihatlah pada seberapa volatile perubahan kurs. Kalau masih volatile belum tentu membantu perspektif bahwa meminjam dalam bentuk valas akan lebih murah risikonya,” ucap dia.
Berdasarkan data Bank Indonesia diketahui, DPK valas sepanjang tahun lalu hanya tumbuh 0,3% (yoy) menjadi Rp 707,8 triliun. Persentase ini menunjukkan perlambatan pertumbuhan mengingat per November tahun lalu masih tercapai pertumbuhan 1,2% (yoy).
Perlambatan pertumbuhan DPK valas sejalan dengan penghimpunan dana secara umum. Dana pihak ketiga per Desember tahun lalu tumbuh 8,3% (yoy) menjadi Rp4.433,7 triliun, sedangkan per November sempat menyentuh pertumbuhan 9,1% (yoy).
Anton mengutarakan bahwa selama beberapa waktu belakangan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS relatif melemah. Alhasil, investor maupun deposan belum terangsang untuk lebih meirik valas. Selain itu, pasar juga mewaspadai potensi penaikan fed fund rate (FFR) hingga tiga kali pada 2018 ini.
“Bisa jadi menjelang akhir tahun, FFR naiknya menjadi empat kali. Kalau ini terjadi, ini bisa bikin dolar yang sekarang melemah bisa jadi menguat lagi,” ucapnya.