Bisnis.com, JAKARTA - Industri pembiayaan syariah diprediksi stagnan pada tahun ini. Presiden Direktur Amitra Zulkarnaen Prasetya berpendapat, stagnasi tersebut dipengaruhi faktor daya beli yang belum pulih dari tahun lalu.
"Kalau di syariah daya belinya sementara yang saya lihat masih sama saja. Kalau ada pertumbuhan paling sedikit saja," kata Zulkarnaen kepada Bisnis.com, Rabu (14/3/2018).
Diketahui, realisasi pembiayaan syariah pada 2017 mencapai Rp28,75 triliun atau turun sekitar 9% dibandingkan dengan penyaluran pada 2016 sebesar Rp31,37 triliun.
Namun demikian, brand pembiayaan milik PT Federal International Finance (FIF Group) itu menargetkan pertumbuhan penyaluran pembiayaan syariah mencapai 23% atau mencapai Rp504 miliar pada tahun ini. Pada 2017, Amitra mencatatkan realisasi pembiayaan berprinsip syariah sebesar Rp409,1 miliar.
Zulkarnaen mengatakan biasanya pertumbuhan penyaluran pembiayaan akan bergeliat pada paruh kedua. "Kita masih optimis, biasanya semester kedua mulai ada growth yang lebih baik," ujarnya.
Adapun untuk dukungan sumber pendanaan perbankan, Zulkarnaen mengaku tak menemui kendala. Sumber pendanaan Amitra dari perbankan salah satunya didukung Bank Syariah Mandiri. "[Selain Bank Syariah Mandiri] Ada beberapa bank syariah lagi. Kita tidak ada masalah [dengan pendanaan]," kata dia.
Baca Juga
Sebagai brand pembiayaan full-pledge syariah, Amitra menyalurkan pembiayaan untuk perjalanan religi yakni haji dan umroh; multiguna yang meliputi pendidikan, renovasi rumah, kesehatan; serta perjalanan halal dengan destinasi halal. Ada pula pembiayaan modal kerja yang menyasar pelaku usaha kecil menengah dengan plafon pinjaman antara Rp10 juta hingga Rp25 juta.