Bisnis.com, JAKARTA - Citi baru-baru ini mendapatkan kepercayaan dari Kementeriam Keuangan Republik Indonesia sebagai Joint Lead Bookrunners untuk penerbitan obligasi dual tranche senilai US$3 miliar yang terdiri dari Green Sukuk 5 tahun senilai US$1,25 miliar dan sukuk 10 tahun senilai US$1,75 miliar.
Sukuk 5 tahun dan sukuk 10 tahun tersebut dilaksanakan pada 22 Februari 2018 dengan imbal hasil masing-masing sebesar 3,75% dan 4,40%. Setiap tranche telah diberikan peringkat Baa3 oleh Moody's Investors Service, BBB- oleh S & P Global Ratings dan BBB oleh Fitch Ratings.
Green Sukuk 5 tahun yang diterbitkan Republik Indonesia ini merupakan Green Sukuk pemerintah pertama di dunia, dan diterbitkan berdasarkan Kerangka Green Bond dan Green Sukuk yang baru diterapkan di Indonesia. Penerbitan ini juga menjadikan Indonesia sebagai negara pertama di Asia yang menawarkan Green Bond pemerintah.
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan dengan memanfaatkan jaringan global yang tersebar di lebih dari 160 negara dan yurisdiksi, Citi memiliki posisi yang kuat untuk menargetkan investor potensial yang kini mulai menunjukkan ketertarikan yang tinggi terhadap instrumen investasi ramah lingkungan di Indonesia.
“Citi terus menghadirkan konten dan solusi untuk mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia. Peluncuran pertama Green Sukuk pemerintah Indonesia ini bukan hanya sekedar pengembangan dari perjalanan laju pertumbuhan yang ada, namun juga merupakan tonggak bersejarah bagi Indonesia,” ujarnya lewat keterangan resmi, Selasa (20/3/2018).
Managing Director, Head of Corporate and Investment Banking Citi Indonesia Gioshia Ralie menambahkan Citi memiliki komitmen untuk memanfaatkan pengalaman yang luas serta mendalam untuk memberikan yang terbaik bagi Kementerian Keuangan dan Indonesia.
“Fakta bahwa Indonesia terus menjadi salah satu emiten utama di Asia dengan peringkat kredit yang kuat akan memberikan momentum yang signifikan terhadap kesuksesan Green Sukuk di masa depan,” ujarnya.
Giosha melanjutkan saat ini ada peningkatan volatilitas di pasar modal global yang disebabkan oleh ekspektasi mengenai inflasi dan kenaikan suku bunga di AS sejak awal 2018. Oleh karena itu, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi Indonesia untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Penerbitan obligasi pemerintah ini mencerminkan minat investor global yang tinggi dan telah memperkuat ketahanan serta kedalaman pasar sukuk yang merupakan pertanda kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia.
Pemerintah Indonesia berhasil memperoleh suku bunga yang lebih rendah 30bps dibandingkan panduan harga awal untuk kedua tranche, hal ini mencerminkan minat kuat investor terhadap penerbitan obligasi pemerintah Indonesia.
Penerbitan sukuk kali ini merupakan yang kesembilan dalam mata uang dolar AS oleh pemerintah Indonesia, dan penerbitan ketujuh berdasarkan program Trust Certificate Issuance.
Selain itu, penerbitan Sukuk ini juga sejalan dengan tujuan Indonesia untuk memperkuat pasar keuangan Islam global dan untuk memperlihatkan komitmen Indonesia terhadap pembiayaan ramah lingkungan yang berkelanjutan.